Mantap, Acil Ibai Pasar Terapung Bintang Tamu Seminar Kampus

0

Penampilan Acil Ibai yang sederhana namun membawa pesan khusus dari Pasar Terapung untuk kampus.

Kiprah Acil Ibai Pantun, salah satu ikon pedagang Pasar Terapung Lok Baintan, tak hanya ada di sekitar destinasi wisata legend Kalsel saja.Namun kini sudah merambah ke mana-mana.

Berkat kepiawaiannya bertutur pantun dan dedikasin serta kegigihannya memasarkan keindahan dan keunikan Pasar Terapung, perempuan bernama lengkap Arbainah ini pun diundang khusus ke Kampus STIE Pancasetia Banjarmasin.

Senin siang (12/02/2024) bertandang ke Kampus Gila Marketing, di kawasan Trikora Banjarmasin. Kehadiran sosok yang identik dengan baturai pantun saat menjajakan dagangannya di Pasar Terapung Lok Baintan, Kecamatan Sungai Tabuk, Kabupaten Banjar, mendapat sambutan luar biasa mahasiswa dan dosen.

 

Dalam setiap kesempatan Acil Ibai menyelipkan pesan-pesan indah dari sebuah pantun.

Acil Ibai sendiri datang ke Kampus STIE Pancasetia,menjadi Bintang Tamu Seminar Penelitian Mandiri Dosen. Kebetulan salah satu dosen, Israul Huda yang meneliti khusus tentang Pasar Terapung Lok Baintan dan Acil Ibai salah satu informan penelitian yang banyak mengungkapkan sisi perjuangan mereka melestarikan pasar tradisional kearifan budaya lokal yang tak tergerus oleh zaman.

“Alhamdulillah, kami tetap setia melestarikan tradisi bajualan di sungai, karena ini merupakan warisan nini datu kami yang bertahan sampai sekarang.Kami berupaya regenerasi pedagangnya tetap terjaga, meskipun diakui sebagian anak-anak muda belum terlihat meneruskan,” cerita Acil Ibai saat berbicara di Forum Seminar Penelitian Mandiri Dosen STIE Pancasetia Banjarmasin.

 

Dosen STIE Pancasetia yang presentasi Dalam Seminar Penelitian Mandiri Dosen 2024.

Dalam seminar yang diikuti secara online Ketua STIE Pancasetia Banjarmasin, Dr Nurus Sjamsi, dia sangat mengapreasi kampus ini yang begitu perhatian terhadap para Acil Pasar Terapung dan eksistensi sebuah kearifan lokal yang bertahan sejak ratusan tahun silam.

“Menjadi seorang pedagang Pasar terapung itu adalah panggilan jiwa.Karena itu Acil Ibai merasa bertanggung jawab menjaga kelestarian. Banyak cara kami lakukan agar bisa menyenangkan wisatawan dan pengunjung, dengan berpantun, berinteraksi baik dengan mereka, yang terpenting adalah keramahtamahan,” ujar ibu dari tiga orang anak ini.

Ketua STIE Pancasetia, Dr Nurus Sjamsi, mengaku surprise dengan kehadiran salah satu ikon Pasar Terapung Lok Baintan ini. Apalagi para dosen bisa menggali informasi langsung dari pelaku usaha, yang dedikasinya luar biasa untuk menjaga warisan tradisi budaya Banjar, berniaga di Sungai Martapura.

“Kami sangat berterima kasih dengan kehadiran Acil Ibai, yang sangat humble dan banyak memberikan informasi dalam penelitian dosen. Hal ini juga menjadi inspirasi bagi dosen dan mahasiswa untuk meneliti lebih jauh destinasi wisata Pasar Terapung, sebagai bagian dari Civitas Akademika,” kata Nurus Sjamsi.

 

Para Dosen STIE Pancasetia Banjarmasin menyimak presentasi Acil Ibai.

Nurus Sjamsi sendiri juga mengapresiasi para dosen yang begitu intens meneliti Pasar Terapung menjadi bagi penelitian ilmiah, yang bermanfaat dalam ilmu pengetahuan.Karena banyak aspek dari keberadaan pasar ini untuk bisa diteliti dengan kajian-kajian ilmiah terkinikan.

“Kami berharap juga Pasar Terapung terus terjaga kelestariannya. Dan Lok Baintan adalah surga tersembunyi pesona wisata Kalsel. Dan para pedagang juga terus meningkatkan kemampuan mulai berbahasa, atraksi yang membuat kesan mendalam, hingga memanfaatkan kemajuan teknologi era digitalisasi,” tutup Nurus Sjamsi. (Olpah Sari).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!