Membangun Asa Di Rumah Kreatif dan Pintar

0

Arifin menjadi Keynote Speaker acara Talkshow yang diselenggarakan Sarinah Thamrin, Jakarta beberapa saat lalu.

Pernah Ngamen, Diusir Karena Ramai dan Ditangkap Pol PP

Nama Rumah Kreatif dan Pintar, sudah pasti yang terbenak di mata publik adalah sosok pria muda bernama Muhammad Arifin. Pria yang sebentar lagi menginjak usia ke-36 tahun, memang tidak lepas dari perjalanan panjang sebuah komunitas yang kini bertranformasi menjadi sebuah Yayasan.

Potret indah Rumah Kreatif dan Pintar yang kini banyak melahirkan karya-karya kerajinan Kain Sasirangan,topi, tas,  perbengkelan, griya hingga desain anyaman purun berkelas tak lepas pula dari tangan dingin seorang Arifin.

Dibalik sukses yang direngkuh sekarang, ada lika-liku perjalanan getir yang dijalani Arifin bersama teman-teman setianya.Kebanyakan temannya adalah kaum disabilitas dan orang pinggiran, yang setia menemani tatkala mengawali membentuk wadah pemberdayaan masyarakat.

Sebelum menjadi terkenal dan sukses membawa orang-orang pinggiran dan kaum disabilitas, Arifin sendiri sempat menjadi pengamen berpakaian cosplay hantu di kawasan Nol Kilometer serta sejumlah ruang publik yang ada di kota Seribu Sungai Martapura.

“Alhamdulillah, sambutan masyarakat sangat baik ketika ngamen bercosplay.Sebagian penghasilan disisihkan untuk kegiatan pelatihan kecil membuat kerajinan, sebagian juga diambil dari tabungan menjadi guru di sebuah SMK,” kenang Arifin, seusai menerima kunjungan Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar bersama jajaran OJK Regional Kalimantan dan Direktur Bank Kalsel, di Rumah Produksi Rumah Kreatif dan Pintar, Senin (22/01/2024).

Kisah pilu merengkuh sukses pernah dialami Arifin mengawali melatih para warga binaannya termasuk mereka berkebutuhan khusus, tuna rungu. Gara-gara terlalu ramai dengan aktivitas belajar dan mengajar di sanggar sederhananya itu, ia pernah diusir dari rumah kontrakan yang disulap jadi sarana belajar membuat kerajinan.

Arifin bahkan sempat pusing tujuh keliling. Karena untuk menyewa rumah dan lokasi yang baik terbilang mahal. Gara-gara itu untuk sekedar tinggal dan bisa berkarya dengan kawan-kawannya, Arifin pernah berurusan dengan Satpol PP. Bahkan ia harus pindah berkali-kali sebelum berlabuh di kawasan Banjar Indah Permai, Banjarmasin.

“Satu kunci awal sabar dan banyak berdoa serta ikhtiar. Walaupun sedih juga saat itu tak ada dukungan sama sekali, bagaimana kami bisa berbuat dan sekedar berbagi pengetahuan, mengajarkan masyarakat lewat keterampilan kerajinan menjadi sebuah penghasilan ekonomi.Semangat dari kawan-kawan di Rumah Kreatif dan Pintar inilah yang menguatkan kami pada saat itu,” ucap Arifin sembari menyeruput teh manis hangat, mengenang galaunya masa lalu.

 

Owner sekaligus pendiri Rumah Kreatif dan Pintar, M Arifin, menjelaskan sejarah dan kiprah Yayasan Kreatif dan Pintar dalam memberdayakan masyarakar pinggiran, dihadapan Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar dan Kepala Kantor OJK Kalsel, Darmansyah serta Direktur Utama Bank, Fachrudin. (Foto-Dok Humas Bank Kalsel).

Buah perjuangan anak muda bernama Muhammad Arifin,benar-benar menginspirasi. Karena di tengah keterbatasan dana, dia tetap tegar dan tabah, memberikan pendidikan khusus bagi warga yang mau belajar membuat kerajinan, yang kelak bisa memberikan nilai ekonomi bagi mereka semua.

Tak disangka kreativitasnya bersama sahabat terbaiknya itu, yang kebanyakan masyarakat pinggiran, penyandang disabilitas hingga mantan narapidana, menarik perhatian seorang Sandiaga Uno, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia.

“Menurut saya ini yang harus kita dukung untuk generasi muda ke depannya. Apa yang bisa kita bantu untuk Rumah Kreatif dan Pintar ini?” ujar Sandiaga, kepada sejumlah media, saat mengunjungi Rumah Kreatif dan Pintar di Banjarmasin, Juli 2022 silam.

Sandiaga sendiri pun memberikan mesin jahit untuk produksi sepatu yang diharakan bisa dipergunakan mereka yang belajar dan berkarya di Rumah Kreatif dan Pintar. Dengan bantuan tersebut bisa meningkatkan produksi teman-teman di Rumah Kreatif dan Pintar.

Pada saat itu juga Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno menegaskan  sangat mendukung usaha Muhammad Arifin untuk memasarkan produknya sampai menembus pasar ekspor.

“Produk  ini memiliki kualitas untuk ekspor, kita ingin ini menjadi peluang usaha dan lapangan pekerjaan. Kami siap berkolaborasi dengan tim dari Rumah Kreatif dan Pintar,” tegas Sandiaga Uno.

 

Arifin dkk usai Talk Show di Sarinah Thamrin Jakarta.

Tak hanya menteri, apresiasi juga diberikan Sarinah, sebuah ritel terkemuka nasional dan internasional, di kawasan Thamrin, Jakarta Pusat. Manajemen Sarinah pun membuka karpet merah bagi produk Rumah Kreatif dan Pintar, dan menempatkan di salah satu lantai mal terbaik di Indonesia, untuk memajang produk-produk berkelas dunia.

“Alhamdulillah, berkat dukungan kawan-kawan media, produk kita juga dilirik Bu Fetty Kwartati , Direktur Utama Mall Sarinah, Thamrin Jakarta.Sejak itu pula hasil karya kawan-kawan yang tergabung di Rumah Kreatif dan Pintar sudah dipamerkan di outlet Sarinah.Sekali lagi terima kasih dukungan semua pihak hingga kami bisa melangkah jauh merengkuh asa dunia,” tutur Arifin haru.

Arifin sendiri berharap apa yang dilakukan itu memberikan manfaat khususnya warga yang ingin mengubah kehidupan ekonominya lebih baik.Dirinya pun bersyukur banyak warga pinggiran yang mau bergabung dan belajar serta memproduksi karya-karya mereka sendiri, yang kemudian kelak bisa dikenal luas di Indonesia dan internasional.

Langkah Arifin pun kini tak sendiri, karena Bank Bank Indonesia  Provinsi Kalimantan Selatan (BI Kalsel) ikut mendorong ekonomi pelaku UMKM lewat program bertajuk Program Akselerasi UMKM berorientasi Ekspor (Pamor Borneo) yang dihelat setiap tahun.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia  Provinsi Kalimantan Selatan (BI Kalsel) Wahyu Pratomo dalam beberapa kesempatan mengatakan salah satu upaya Bank Indonesia untuk mendorong pertumbuhan sektor riil, yaitu melalui pemberdayaan UMKM yang menjangkau seluruh UMKM, termasuk kelompok subsisten melalui skema kemitraan bekerjasama dengan berbagai pemangku kepentingan di sektor UMKM.

“Upaya pemberdayaan UMKM dilakukan secara berkelanjutan melalui 3 (tiga) pilar kebijakan, yaitu korporatisasi, peningkatan kapasitas, dan pembiayaan guna mewujudkan UMKM yang produktif, inovatif, dan adaptif”, jelasnya.

Bahkan Deputi Gubernur Bank Indonesia. Juda Agus, memastikan Bank Indonesia sendiri terus konsisten mendukung dan menfasilitasi pengembangan produk-produk UMKM. Konsisten ini terlihat dari rutinnya melaksanakan kurasi produk UMKM unggulan dan edukasi perluasan pasar produk.(Muhammad Risanta).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!