Pentingnya Mahasiswa Memiliki Pengetahuan Mitigasi Bencana

0

Workshop Kesiapsiagaan dan Simulasi Bencana. yang dilaksanakan ahasiswa Tanggap Bencana PKM Politeknik Negeri Bandung.

Andi Sukandi: Penanggulangan Bencana Tanggung Jawab Bersama

Indonesia termasuk negara rawan dilanda bencana seperti gempa, erupsi gunung merapi hingga tsunami.Hal ini karena secara geografis Indonesia  berada di kawasan Ring of Fire atau ‘Cincin Api’ Pasifik, yang juga merupakan pertemuan tiga lempeng tektonik dunia, Lempeng Indo-Australia, Lempeng Eurasia dan Lempeng Pasifik.

Dalam laporan bertajuk Work Risk Report 2022 yang dikeluarkan Bündnis Entwicklung Hilft bersama Institute for International Law of Peace and Armed Conflict (IFHV) of the Ruhr-University Bochum, yang dilansir Databoks.Katadata.co.id menyebutkan dari 193 negara yang dinilai, Indonesia tercatat sebagai negara kedua yang paling berisiko terkena bencana di dunia.

Meski begitu upaya mengurangi resiko terhadap bencana terus dilakukan pemerintah bersama lintas sektoral.Termasuknya diantara mengedukasi masyarakat luas untuk memahami pentingnya mitigasi bencana atau serangkaian upaya untuk mengurangi resiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana.

Hal ini pula dilakukan Mahasiswa Tanggap Bencana PKM Politeknik Negeri Bandung.Guna menanamkan pemahaman pentingnya mitigasi bencana, komunitas ini pun menggelar Workshop Kesiapsiagaan dan Simulasi Bencana, beberapa hari lalu.

Dalam Workshop ini para peserta mendapat pembekalan pengetahuan utama dalam penanggulangan bencana dari Andi Sukandi, penggiat kemanusiaan yang juga penasehat MPBS Indonesia.

“Pengetahuan mitigasi bencana itu sangat penting dan harus dimiliki oleh para penggiat kemanusiaan, termasuk adik-adik mahasiswa. Karena tanggung jawab penanggulangan bencana itu tidak hanya dilakukan pemerintah saja, namun juga masyarakat luas seperti kalangan kampus,” terang Andi Sukandi, yang juga pengurus Elang Khatulistiwa Indonesia.

 

Semangat peserta mendapat pembekalan khusus tanggap bencana dari narasumber Andi Sukandi.

Menurut pria yang dikenal sebagai aktivis kemanusiaan dan pencinta alam ini, Penanggulangan Kebencanaan tidak bisa dilakukan oleh sekelompok orang, atau salah satu lembaga saja melainkan tanggung jawab bersama dalam menciptakan Indonesia yang Tangguh Bencana.

“Karena itulah peran mahasiswa sangat dibutuhkan kapan dan dimana saja.Melalui pemahaman mitigasi bencana, mahasiswa itu menjadi paham dan mengenai mengurangi sesuatu yang terkait dengan risiko, dampak, buruk, atau hal-hal yang tidak diinginkan,” kata Andi Sukandi.

Pada kesempatan itu ia juga memaparkan terkait pengenalan bencana yang memiliki katagori yakni bencana alam, bencana nonalam , dan bencana sosial.

“Nah ini juga penting terkait pemahaman bencana alam yang dibedakan menjadi dua kategori, yakni bencana alam meteorologi dan bencana geologi. Bencana alam meteorologi adalah bencana yang berhubungan dengan iklim, umumnya tidak terjadi pada suatu tempat yang khusus. Sedangkan bencana geologi adalah bencana alam yang terjadi di permukaan bumi seperti gempa bumi, tsunami, dan longsor.,”jelasnya.

 

Tim Edukasi Penanggulangan Bencana dari Elang Khatulistiwa Indonesia, Andi Sukandi dan Abby yang mendukung penuh Workshop Kesiapsiagaan dan Simulasi Bencana.

Meski hanya sehari dilaksanakan namun kegiatan workshop kali ini disambut antusias para peserta. Sejumlah peserta pun terlihat bersemangat mengikuti workshop dengan materi yang dinilai memberikan manfaat bagi para mahasiswa.

“Ini pengetahuan yang sangat berharga, kami pun menjadi paham apa itu mitigasi bencana, langkah-langkah yang dilakukan termasuk memetakan rencana apa tindakan yang bisa dilakukan ketika terjadi bencana,” ucap Kania Putri, salah seorang peserta.

Komandan Mahagana (Mahasiswa Tanggap Bencana) Jasmine menuturkan  program edukasi kesiapsiagaan dalam kebencaan di kalangan mahasiswa merupakan sebuah upaya untuk mengurangi risiko bencana minimal di kampusnya mereka memiliki kewaspadaan diri.

“Karena itulah kegiatan ini merupakan pembekalan kepada kelompok mahasiswa yang mengusung tagline “Satu Langkah Awal Seribu Langkah Aman. Harapannya ini menambah pengetahuan kami tentang kesiapsiagaan bencana,” ujar Jasmine.

Ketua PKM (Pengabdian Kepada Masyarakat) Muhammad Fahrezi mengungkapkan kegiatan Workshop Kesiapsiagaan dan Simulasi Bencana bertujuan untuk merefresh pengetahuan bagi mahasiswa terutama pemahaman terkait penanggulangan bencana.

“Kegiatan ini sebagai upaya penyegaran pengetahuan bagi pengurus maupun adik-adik angkatan yang baru mendapatkan pengatahuan tentang kebencanaan ini,” katanya.(Olpah Sari).

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!