Kepala Divisi Program Pelayanan BPDPKS, Arfie Thahar, bersama Prof. Dr. Erliza Hambali, Kepala Divisi Teknologi Proses, Program Studi Teknik Industri Pertanian, IPB University.

 

Ini kabar terbaru dari industri perkelapasawitan Indonesia.Tercatat di Tahun 2023 luas areal perkebunan sawit hampir 16 juta Ha dengan produksi Tandan Kosong Kelapa Sawit sekitar 47 juta ton. Berdasarkan analisis data proyeksi pada tahun 2050 akan dihasilkan Tandan Kosong Kelapa Sawit sekitar 103 juta ton.

“Tandan Kosong Kelapa Sawit yang berlimpah ini perlu diolah menjadi produk yang memiliki nilai tambah yang lebih tinggi,” ujar Prof. Dr. Erliza Hambali, Kepala Divisi Teknologi Proses, Program Studi Teknik Industri Pertanian, IPB University, saat berbicara di Forum kegiatan Workshop Mendorong Karbonisasi Tandan Kosong Kelapa Sawit dan Pemanfaatannya sebagai Soil Conditioner untuk Meningkatkan Kesuburan Tanah dan Efisiensi Pemupukan pada Perkebunan Sawit yang dilaksanakan di Palangkarya, Selasa (28/11/2023)

Ahli Pertanian ini, menyebutkan salah satu pemanfaatan Tandan Kosong Kelapa Sawit yang bernilai tambah adalah dengan mengolahnya melalui proses karbonisasi dan memanfaatkannya sebagai Soil Conditioner untuk Meningkatkan Kesuburan Tanah dan Efisiensi Pemupukan pada perkebunan kelapa sawit

Berdasarkan hasil analisis budidaya perkebunan kelapa sawit, sekitar 80% biaya operasional perkebunan kelapa sawit adalah biaya pemupukan tanaman sawit. Saat ini hampir 100% pupuk yang digunakan untuk perkebunan kelapa sawit adalah pupuk kimia. Oleh sebab itu perlu dilakukan upaya untuk mengurangi penggunaan pupuk kimia pada perkebunan kelapa sawit.

“Penggunaan pupuk kimia di perkebunan kelapa sawit selain harganya yang mahal, kadang-kadang juga terbatas ketersediaanya dan juga dapat berdampak negatif dalam jangka panjang pada kesuburan tanah di lahan perkebunan kelapa sawit,” terang Erliza Hambali saat berbicara dalam Workshop yang digagas Divisi Teknologi Proses, Departemen Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor bersama Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).

 

Workshop Mendorong Karbonisasi Tandan Kosong Kelapa Sawit dan Pemanfaatannya sebagai Soil Conditioner untuk Meningkatkan Kesuburan Tanah dan Efisiensi Pemupukan pada Perkebunan Sawit yang dilaksanakan di Palangkarya, Selasa (28/11/2023). (Foto-Dok Testy).

Lebih jauh dia mengatakan kunci keberhasilan peningkatan produktivitas tanaman kelapa sawit adalah kegiatan pemupukan. Pemupukan merupakan proses yang membutuhkan biaya yang terbesar yang harus dikeluarkan dalam kegiatan budidaya perkebunan kelapa sawit. Pada tanaman sawit kebutuhan pupuk untuk setiap umur tanaman sawit berbeda-beda. Kelompok tanaman menghasilkan (TM) memerlukan dosis pupuk sekitar 2 – 4 kg/pohon dengan jumlah pemupukan 2 kali dalam 1 tahun.

Bila diasumsikan 1 Ha kebun sawit dengan jumlah tanaman 143 pohon/Ha dengan kebutuhan pupuk sekitar 858 kg/Ha/tahun. Dengan luas perkebunan sawit Indonesia pada tahun 2022 adalah 15,38 juta Ha, maka kebutuhan pupuk untuk perkebunan sawit Indonesia diperkirakan sekitar 13 juta ton/tahun.

“Oleh sebab itu perlu dilakukan upaya-upaya untuk menurunkan biaya pemupukan perkebunan sawit, agar biaya budidaya perkebunan sawit semakin efisien,” sambungnya.

Berbagai usaha sudah dilakukan oleh perkebunan sawit untuk menurunkan biaya pemupukan, seperti penggunaan Tandan Kosong Kelapa Sawit untuk mulsa dan kompos. Namun pengomposan Tandan Kosong Kelapa Sawit membutuhkan waktu yang relatif lama untuk dapat diserap oleh tanaman sawit, dan juga masih membutuhkan biaya yang mahal dalam hal logistik dan distribusi untuk sampai ke kebun-kebun sawit.  Kelemahan lainnya adalah proses pengomposan yang lama yaitu sekitar 45-60 hari, tergantung teknologi yang digunakan.

Salah satu upaya untuk meningkatkan efisiensi pemupukan di perkebunan sawit adalah menggunakan Biochar atau Karbon dari Tandan Kosong Kelapa Sawit. Biochar hasil proses Karbonisasi Tandan Kosong Kelapa Sawit dapat digunakan sebagai Soil Conditioner untuk Meningkatkan Kesuburan Tanah dan Efisiensi Pemupukan pada perkebunan kelapa sawit.

Kepala Divisi Program Pelayanan BPDPKS, Arfie Thahar menjelaskan kegiatan
workshop ini sendiri bertujuan untuk mendorong proses Karbonisasi Tandan Kosong Kelapa Sawit yang tepat dan efisien, memberikan informasi karakteristik dan potensi Biochar Tandan Kosong Kelapa Sawit sebagai Soil Conditioner untuk Meningkatkan Efisiensi Pemupukan dan Kesuburan Tanah pada perkebunan sawit.

Sosialisasi peluang penurunan penggunaan pupuk kimia dengan Biochar dari Tandan Kosong Kelapa Sawit dan formulasi pupuk organik berbahan Biochar Tandan Kosong Kelapa Sawit untuk perkebunan kelapa sawit, memberikan gambaran manfaat ekonomi, sosial, dan lingkungan terhadap pemanfaatan Biochar Tandan Kosong Kelapa Sawit, serta memberikan gambaran estimasi penurunan emisi CO2 melalui efisiensi penggunaan pupuk kimia dengan Biochar .

“Kegiatan yang  juga yang disupport Universitas Palangkaraya, PT Bumitama Gunajaya Agro dan GAPKI Kalimantan Tengah, diharapkan dapat menambah wawasan bagi petani kelapa sawit dan pabrik CPO terkait potensi dan manfaat Biochar dari Tandan Kosong Kelapa Sawit,” tutur Arfie Thahar.(Olpah Sari/Risanta).

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!