Spirit Mentan Untuk Penyuluh Pertanian di Kalsel

0

Menteri Pertanian RI, Andi Amran Sulaiman.

Ceritakan Nostalgia Masa Lalu Untuk Inspirasi

Masa lalu adalah cerita, masa kini adalah kerja keras dan masa depan adalah mimpi yang diwujudkan.Petikan kalimat bijak terasa pas saat Menteri Pertanian menceritakan masa-masa mudanya berjuang menjadi seorang Petugas Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL).

Kamis sore (16/11/2023) pria yang juga Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Alumni Universitas Hasanuddin (IKA UNHAS) mengaku jiwa PPL sangat melekat di dalam dirinya. Hal itu dia ungkapkan saat berbincang dengan tiga orang penyuluh pertanian di hadapan ribuan PPL se-Kalsel di Gedung DR. KH. Idham Chalid Banjarbaru.

Dalam pertemuan bertajuk Pembinaan Penyuluh Pertanian Wilayah Kalimantan Selatan Dalam Peningkatan Produksi Padi dan Jagung, yang dihadiri langsung Gubernur Kalsel H Sahbirin Noor dan PJ Bupati Tanah Laut, Syamsir Rahman, Pj Bupati Hulu Sungai Utara, Zaqli Aswan, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, Kepala Sekolah SMK PP Negeri Banjarbaru, Budi Santoso, Pria kelahiran Bone, Sulawesi Selatan, 27 April 1968 menceritakan bagaimana susahnya dia pada masa lalu menjadi seorang PPL dan harus berjalan kaki 10 kilometer setiap hari untuk mengunjungi 25 petani di daerahnya.

“Namun itu saya lakukan dengan ikhlas, ketika menjadi PPL mulai tahun 1994-1996. Waktu itu, gaji saya hanya Rp150.000. Saya lahir sebagai seorang miskin, saya tak ingin mati miskin. Semangat itulah yang mengubah saya, dari seorang PPL menjadi seorang menteri,” ujarnya langsung disambut aplus ribuan PPL yang memadati gedung

Amran mengajak ribuan penyuluh harus memiliki rasa bangga dengan pekerjannya. Kendati bergaji minim, seorang PPL harus dapat berkreasi meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Dia juga meminta PPL untuk pantang menyerah dalam menjalankan tugas serta pantang meminta-minta.

“Pantang meminta-meminta, pantang bergantung kepada proposal.Bergantunglah kepada Allah dalam situasi apa pun dengan doa dan kerja keras, tak lupa kalian minta doa restu ibumu. Jangan sakiti hati ibumu, istrimu atau suami,” pesannya.

 

Dialog bersama PPL membuat Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman bernostalgia saat menjadi seorang PPL di tahun 90-an.

Lebih jauh Amran Sulaiman menekankan jiwa itu pasti tak akan rela kalau negaranya hanya mewariskan impor kepada anak cucunya. Itu jiwa yang sangat mulia karena kalau bisa melawan impor.

“Kita akan dikenal anak cucu di masa mendatang. Saya meyakini kalau para PPL bekerja sungguh-sungguh, swasembada pangan seperti padi, jagung tak perlu menunggu waktu tiga tahun, melainkan hanya satu tahun,” katanya langsung diamini ribuan PPL .

Pasca Elnino saat ini Andi Amran Sulaiman bertekad mewujudkan kembali swasembada pangan khususnya padi dan jagung. Untuk mendukung hal itu, dia mengajak para penyuluh dan insan pertanian lainnya untuk bekerja keras dalam pendampingan petani guna meningkatkan produksi dan produktivitas.

“Indonesia dulu tahun 2017 sampai 2019 swasembada di bawah komando Presiden Jokowi. Hari ini karena perubahan iklim, kita impor 3,5 juta ton beras. Oleh karena itu, penyuluh dan petani milenial harus bergerak cepat bekerja keras menekan impor dan tidak terjadi krisis pangan yang sangat berbahaya bagi bangsa dan negara,” tegas Mentan Amran.

Amran menargetkan Kalimantan Selatan (Kalsel) menjadi tulung punggung atau penopang stok pangan Indonesia. Di Kalsel ada potensi lahan rawa 200 ribu hektar yang dapat menghasilan 1 juta ton beras jika ditingkatkan indeks pertanamanya menjadi 2 kali sehingga Kalsel menjadi penopang pangan Indonesia, khususnya Ibu Kota Negara (IKN).

“Keberhasilan membangunkan lahan rawa di Kalimantan Selatan ini menjadi lumbung pangan nasional, kuncinya ada pada penyuluh. Saya dulu sebagai penyuluh, bekerja harus ikhlas, jangan mengeluh dan pantang minta-minta bantuan. Dulu saya penyuluh bekerja jalan kaki menempuh jarak 10 kilo meter pulang pergi setiap hari. Teman-teman penyuluh adalah saudara seperjuangan saya. Penyuluh harus lebih semangat dan bangkit menjadi mengangkat produksi pangan Indonesia,” ucapnya.

 

Mentan Andi Amran Sulaiman mengunjungi salah satu kawasan lahan rawa Serasi di Desa Padang, Kecamatan Bati-Bati, Kabupaten Tanah Laut.

“Ini merah putih memanggil. Mimpi kita ke depan adalah di tahun 2026 kita swasemabada pangan, tahun 2028 kita berdaulat pangan. Tidak ada impor, tapi kita justru ekspor. Kita punya lahan rawa ada 10 juta hektar dan di Kalimantan Selatan ada 200 ribu hektar. Ini harus kita bangunkan dan optimalkan,” sambung Amran.

Lebih lanjut Amran mengapresiasi Gubernur Kalsel yang mensupport sektor pertanian khususnya menjadikan Kalsel sebagai penopang pangan IKN. Dengan demikian, seluruh kebutuhan pangan di IKN disupport dari provinsi tetangga, yakni Kalsel.

“Kementerian Pertanian akan mendukung potensi pertanian di Kalsel ini. Kita bangun irigasi, tata kelola airnya dan lainya sehingga produksi naik. Kalau dari Kalsel dapat menekan impor 1 juta ton dari 3,5 juta ton, maka Kalsel menyumbang tekan impor, selesai 60 persen masalah nasional kita. Tentunya keterlibatan penyuluh, KTNA, TNI, Polri dan semua pihak ssngat penting untuk bisa kita wujudkan bersama,” katanya.

Sementara itu Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi mengatakan tema yang diusung adalah Dukungan Penyuluhan dan Petani Dalam Meningkatkan Produksi Padi dan Jagung di Provinsi Kalimantan Selatan. Tujuan kegiatan untuk memotivasi penyuluh pertanian, para petani dan steakholder yang terkait dalam upaya peningkatan produksi dan produktivitas padi dan jagung di Kalimantan Selatan.

“Penyuluh dan petani milenial siap mendukung peningkatan produksi dan produktivitas pangan. Kami sudah lakukan bimbingan teknis terkait produksi dan produktivitas padi dan jagung di lahan rawa dan kering,” tuturnya.

 

Mentan Andi Amran Sulaiman mengapresiasi kreasi hasil olahan pertanian dari kayu bajakah “Kopi Dayaqu” di stan Pameran Pertanian di halaman Gedung Dr Idham Chalid, Banjarbaru.

Gubernur Kalsel, Sahbirin mengatakan pihaknya mendukung penuh program akselerasi Mentan Amran dalam peningkatan produksi pangan di Kalsel dengan meningkatkan peran penyuluh. Penyuluh pertanian adalah ujung tombak pembangunan pertanian sehingga Kalsel saat ini mampu mewujudkan surplus pangan.

“Pembinaan penyuluh pertanian yang diselenggarakan Kementerian Pertanian sangat penting mengingat kondisi iklim yang dapat mengancam produksi, apalagi sektor pertanian adalah penyumbang inflasi. Pembinaan penyuluh ini tentu menumbuhkan lagi semangat kita semua untuk menguatkan stok pangan di Kalimantan Selatan dan menjadi penyangga pangan Ibu Kota Negara,” ucap Sahbirin.(Olpah Sari).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!