Wow Film Saranjana Tembus 1 Juta Penonton, Gekrafs Kalsel Apresiasi Penuh

0

Tim dari DHF entertainment (Johansyah Jumberan dkk) sempat bersilaturahmi ke kediaman Ketua Gekraf Kalsel, Andi Fitri, menjelang pembuatan Film Saranjana, beberapa waktu lalu.

 

Tak ada yang menyangka film bergenre horor Saranjana “Kota Ghaib” sukses merebut hati penonton Indonesia.Hanya dalam durasi 17 hari saja fim yang disutradarai Johansyah Jumberan  sudah menembus satu juta penonton, sejak film ini ditayangkan serentak 26 Oktober 2023 barusan.

Film yang dibesut Johansyah Jumberan  bersama Audi Harahap, Aditya Mulya Nugraha, Irfan Maulana Pradana, Ridho Ivander Rama serta Syafril Agung Siregar, sebagai penulis skenario, yang diputar di berbagai bioskop Indonesia, termasuk bioskop CGV benar-benar film yang disukai penonton.

Film yang dibintangi sejumlah artis muda nasional, Betari Ayu, Ajeng Fauziah, Adinda Azani hingga Irzan Faiq, dinilai memberikan hiburan tersendiri sebagai salah satu film terlaris yang diputar awal semester empat tahun 2023. Film Saranjana yang juga mengusung bintang lokal Banua, seperti Gusti Gina, Putri Intan Kalsel, Dhiki Sinanang, Fauzi Rahman serta Mourys Sam, mulai mendekati ketenaran Indigo yang dibintangi Amanda Manopo dan Petualangan Sherina 2, hingga film bergenre horor lainnya seperti film Waktu Maghrib.

“Ini menunjukkan sub sektor di luar Kuliner Kriya Fashion bangkit. Dan Alhamdulillah Film Saranjana membuktikan kekuatan anak-anak muda yang penuh kreatif dan inovatif serta dinamis. Kami sangat mengapresiasi penuh keberhasilan fim ini menembus satu juta penonton, ibaratnya kada gagampangan,” ujar H Andi Fitri, Ketua Gerakan Ekonomi Kreatif Nasional (Gekrafs) Kalsel, kepada awak media di Banjarmasin, Minggu (12/11/2023).

 

Foto – Dok IG Dari Hati Films.

 

Andi Fitri yang juga sebagai pemerhati Ekraf dan film ini, menuturkan meskipun berlatar belakang legenda masyarakat Banua,khususnya di Kotabaru, namun film ini mampu menggugah semangat masyarakat berbondong-bondong untuk menyaksikan tayangannya langsung di bioskop. Terlebih setiap pertunjukan di bioskop di Banjarmasin dan Banjarbaru selalu penuh dan antrian panjang untuk membeli tiketnya.

“Tentu ini kabar baik bagi para sineas muda semakin kreatif lagi membuat film-film berkelas, termasuk bergenre horor. Film Saranjana memberikan bukti kalau digarap serius dan kuat cerita serta riset-riset yang bagus, akan menghasilkan film yang digemari penonton,” kata Andi Fitri.

Dia pun tak menampik jika film bergenre horor sangat digemari penonton Indonesia selain film drama, komedi hingga action. Andi Fitri pun membeberkan literatur yang dibuat dalam laporan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), disebutkan terdapat lebih dari 54 juta penonton film di bioskop sepanjang 2022. Pada 2023, industri film pun diprediksi akan terus bertumbuh.

“Insya Allah kontribusi tahun ini salah satunya diberikan film garapan rekan kita Johansyah Jumberan. Beliau adalah sutradara muda  banyak menggarap film-film berkelas, seperti Love Reborn: Comics, Music & Stories of the Past (2018), Catatan Akhir Kuliah (2015), dan Iblis Dalam Kandungan (2022).Tentunya akan menginspirasi sineas-sineas muda di Banua untuk membikin lebih baik lagi film-film seperti Saranjana,” ucapnya memperlihatkan caption dari DHF Entertainment (Dari Hati Films).

Senada dengan itu Munir dari Forum sineas Banua mengaku bangga dengan prestasi yang diraih film Saranjana. Hal ini semakin memberikan motivasi khusus bagi penggiat industri perfilm di Kalsel.Karena ternyata film-film yang berlatar belakang berbagai kawasan di Kalsel, seperti Nagara (Kabupaten Hulu Sungai Selatan) hingga Kotabaru, mampu membuat kejutan.

Munir pun semakin gembira dengan pertumbuhan film di Indonesia, yang kebanyakan digarap anak-anak muda berbakat dan sebagian besar sudah mengharumkan nama daerah dan Indonesia.

“Beruntunglah kita dengan pertumbuhan tren positif ini.Film menjadi salah satu bidang industri kreatif karena memiliki potensi besar pada pengembangan ekonomi kreatif. Selain itu film juga salah satu sub sektor ekonomi kreatif.Karena itu peluang dan potensinya terbuka dan sangat bagus untuk digarap sebuah bidang keahlian di perfilman,” sebut Munir, yang juga anggota Gekrafs Kalsel.

Sementara Johansyah Jumberan, sang sutradara film Saranjana mengaku bersyukur dengan capaian fantastis film yang menjadi gawe bareng anak-anak muda di industri film.

“Terima kasih bubuhan Banua, karena kalian film ini keluar kandang dan didengar,” ucap Johansyah dalam chat di grup WA Forum Sineas Banua. (Olpah Sari/Risanta).

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!