Selamat, di Bali Aliansi Wartawan Sawit Indonesia Dideklarasikan

0

Para wartawan sawit yang tergabung di AWSI mendeklarasikan di Nusa Dua, Bali.

Nusa Dua – Di tengah gegap gempita pahelatan Indonesian Palm Oil Conference (IPOC) and 2024 Price Outlook ke-19 di Bali International Convention Center (BICC), Nusa Dua Bali, Jumat (03/11/2023), ada momen spesial dan istimewa bagi wartawan.

Ternyata di hari tersebut Aliansi Wartawan Sawit Indonesia (AWSI) resmi dideklarasikan. Deklarasi wartawan yang konsen dan fokus menulis dunia persawitan juga dihadiri langsung Ketua Umum DPP Apkasindo Gulat ME Manurung, Ketua Umum DPP Samade Tolen Ketaren, Ketua Umum DPP Aspek-Pir Setiyono, Ketua Aspek-Pir Riau Sutoyo, Wakil Ketua Umum GAPKI, Satrija B. Wibawa, Bidang Komunikasi GAPKI, Fenny Sofyan dan Guru Besar IPB Prof. Sudarsono Sudomo.

Ketua Umum Pengurus Pusat AWSI Abdul Aziz, mengungkapkan Aliansi Wartawan Sawit Indonesia sendiri hadir sebagai wadah para wartawan yang sedang dan ingin fokus menulis tentang seluk beluk sawit, baik yang ada di ibukota negara, maupun di daerah.

AWSI sendiri akan menjadi ruang bagi para wartawan untuk meng-update maupun meng-upgrade ilmu soal sawit tadi.

“Sawit telah menjadi ikon negara. Dengan luasan kebun yang telah mencapai 16,38 juta hektar, perkebunan ini telah menjadi pemasok devisa negara terbesar, mencapai lebih dari Rp500 triliun. Sekitar 24 juta keluarga telah menggantungkan perekonomiannya di sektor ini,” ungkap Aziz didampingi Sekjen AWSI Josep Lopiwudhi, kepada awak media di sela-sela deklarasi.

Menurut pria yang kini menjabat sebagai Kepala Biro Gatra Media Group Sumbagteng, sebagai ikon ekonomi negara, sawit itu harus dijaga dari sisi pemberitaan. Karena walaupun menjadi tumpuan devisa dan perekonomian, namun ternyata banyak orang yang tidak senang dengan sawit. Baik di dalam negeri, maupun luar negeri.

“AWSI akan menempatkan diri pada porsinya, menjadi jembatan untuk menghadirkan berita-berita yang akurat dan edukatif tentang sawit. Tentu, kami akan selalu berpegang pada prinsip-prinsip jurnalistik yang profesional dan bertanggungjawab,” tegas Aziz.

Gulat, Setiyono dan Tolen engaku senang dengan kehadiran AWSI ini. Sebab menurut mereka, AWSI adalah organisasi sepesifik sawit. Keberadaannya pun menjadi sarana informasi sehat dan membawa info terkini serta terbaik untuk kemajuan industri sawit Indonesia.

“AWSI ini tentu menjadi harapan kami petani sawit untuk menjadi bagian terpenting dari isu yang selalu muncul di media,” ujar Gulat.

Selama ini kata Gulat, isu tentang sawit itu lebih sering terdisain negatif. Sehingga banyak pemberitaan yang menyudutkan sawit, yang sesungguhnya adalah potensi ekonomi besar selain sektor non migas lainnya.

“Saya berharap, bapak-bapak dari perusahaan, BPDPKS khususnya, menjadikan AWSI sebagai mitra strategis. Jangan kita melihat dari sisi yang berbeda, tapi satu titik; menjaga sawit indonesia menjadi lebih baik,” harapnya.

Bagi Prof. Sudarsono, kehadiran AWSI ini menjadi sesuatu yang bagus dan penting. Kapasitas wartawan macam-macam.

“Dengan hadirnya AWSI, mereka akan bisa saling bertukar informasi, pikiran hingga kapasitas mereka akan bisa lebih merata dan meningkat. Dengan begitu, saat menangkap fenomena sawit, mereka akan bisa mengekspresikannya menjadi lebih baik,” ujarnya.(Olpah Sari/Risanta).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!