Iklim Bukan Untuk Ditakuti Namun Jadi Sarana Perencanaan Pertanian

0

Budidaya Pepaya yang dikembangkan petani milenial asal Tanah Laut bernama Hendri.

 

Banjarbaru – Kementerian Pertanian (Kementan) terus mendorong dan membantu petani dalam meningkatkan produktivitas sektor pertanian, Hal ini dilakukan sebagai upaya memenuhi kebutuhan pangan serta mengantisipasi dampak El Nino, terutama bagaimana daerah-daerah di Indonesia mempersiapkan diri  menghadapi El Nino.

Kementan sendiri telah bersiap siaga di lapangan dengan langkah-langkah preventif dalam menghadapi ancaman global El Nino.Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengharapkan pula persiapan pemerintah daerah untuk ikut serta membantu para petani yang kesulitan dalam menghadapi iklim ekstrim ini.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi, dalam berbagai kesempatan menyampaikan BMKG sejak awal telah memprediksi fenomena El Nino.

“Sebagian besar pertanian di indonesia mengandalkan irigasi air hujan. Jika air hujan berkurang maka produksi pertanian terhambat. produksi pertanian tidak boleh terganggu kesediaan pangan akan terancam agar tidak terancam kita harus mencegah elnino ini”, jelas Dedi.

Dedi mengajak petani untuk menghadapi El nino dengan pemanfaatan air efisien dan hemat, perbaiki saluran irigasi, pembuatan embung, penggunaan teknologi, penahan air (biochars), dan penggunaan varietas unggul.

“Cara mencegah adalah dengan mencari alternatif sumber air selain air hujan. El Nino tidak dapat dicegah, namun bisa diantisipasi dan dimitigasi yang tepat karenanya itu perlu ada strategi khusus untuk menghadapinya. Sebagai insan pertanian, petani dan penyuluh wajib tahu dan paham apa yang harus dilakukan,” katanya mengingatkan.

Di Banjarbaru, upaya Kementerian Pertanian ini mendapat penuh sejumlah kalangan termasuk SMK-PP Negeri Banjarbaru.Sekolah vokasi pertanian ini pun menggelar Millennial Agriculture Forum (MAF) Volume 4 Edisi 44 dengan mengangkat tema “El Nino Melanda Wirausahawan Muda Tetap Berjaya” yang berlangsung secara daring melalui Aplikasi Zoom pada Sabtu, (07/10/2023).

Kepala SMK-PP Negeri Banjarbaru, Budi Santoso menyebutkan meskipun dalam keadaan El Nino, ternyata usaha pertanian yang dikembangkan wirausaha muda tetap menghasilkan. Terbukti sejumlah usaha pertanian mereka masih bisa panen.

“Sebagai salah satu upaya menciptakan iklim usaha yang baik di masa El-Nino kami mengundang 2 narasumber , seorang petani muda produktif dan telah berhasil mengembangkan usahanya hingga panen meskipun saat kemarau, serta satu orang dari BMKG,” sebutnya.

Budi Santoso berharap para petani muda, penyuluh dan peserta lainnya menyimak serius presentasi yang disampaikan kedua narasumber, mulai kiat usaha mengembangkan sektor pertanian yang menghasilkan terutama pada saat musim kemarau.

“Kita pun bisa mendengar dan menyimak penjelasan terkait El Nino BMKG Kalimantan Selatan, untuk menjelaskan tentang El Nino dan kapan akan turun hujan, yang ditunggu oleh para petani untuk Kembali melakukan usaha,” ujarnya lagi.

 

Kepala SMK PP Negeri Banjarmasin, Budi Santoso memberikan arahan lewat Zoom Meeting.

Untuk diketajui, MAF Volume 4 Edisi 44 ini menghadirkan 2 narasumber diantaranya Goeroeh Tjiptanto selaku Kepala Stasiun Klimatologi atau BMKG Kalimantan Selatan, dan Hendri selaku Wirausahawan Muda di Bidang Pertanian.

Menjadi pembicara pertama MAF, Goeroeh Tjiptanto memberikan pemahaman-pemahaman terkait Fenomena El Nino, Dampak dan Strategi Yang Bisa Dilakukan Pada Sektor Pertanian”. Menurutnya  ada lima hal yang  perlu diketahui mulai Cuaca, Iklim, Zona Musim, Zona Musim, Penutup.

“Jadi catatannya ada 14 kejadian El Nino, 5 kuat, 4 Sedang dari kurun waktu 1980 sampai tahun 2020. Rentang waktu 50 tahun terakhirEl Nino akan terjadi sampai awal bulan 2024, namun meskipun begitu musim kemarau nya tentu tidak akan terjadi sampai 2024, namun ini hanya mempengaruhi volume curah hujan. Di perkirakan beberapa wilayah di Kalimantan Selatan akan mulai hujan pada awal November,” terang Goeroeh.

Goeroeh menambahkan, suatu wilayah memiliki karakteristik iklim yang berbeda dengan wilayah lainnya. Sehingga petani dan masyarakat  harus mengenal kondisi klim yang menjadi syarat utama dalam keberhasilan di sektor pertanian.

“Keberhasilan dalam sektor pertanian tidak hanya diukur dari jumlah panen yang di dapatkan namun mampu menghindari dari gagal panen. Terpenting juga kondisi Iklim yang akan terjadi bukan untuk ditakuti namun untuk dijadikan sebagai “ Sarana Perencanaan yang Matang:”,” tambahnya.

Sementara itu, Hendri yang juga Penerima Manfaat Program Yess dari Kabupaten Tanah Laut ini, berbagi kisah tentang  usaha budidaya papaya dengan jenis California, Hawai dan Bangkok, yang ia sampaikan dalam presentasi menyampaikan materi tentang “Panen Pepaya Di Tengah Kondisi El Nino”.

“Kenapa saat ini kita masih produksi saat El Nino, salah satunya kita menggunakan penyiraman sistem tetes, sumber air dari parit panjang yang terhubung ke Sungai dan disalurkan ke penampungan . Kita juga memperhitungkan tanamnya, serta melihat info terkait cuaca dan iklim dari BMKG. Selain itu kami sebagian besar menggunakan pupuk organik, untuk menjaga kesuburan,” cerita Hendri.

Kepala Pusat Pendidikan Pertanian, Idha Widi Arsanti mengajak semua petani untuk kreatif, dan beradaptasi dengan adanya El Nino. Selain itu Kapusdik mengajak petani menerapkan pertanian ramah lingkungan, smart farming, mengakses Kredit Usaha Rakyat [KUR], dan melakukan kolaborasi (networking).(Olpah Sari).

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!