Kementan Terus Siapkan Program Regenerasi Petani di Hulu Sungai Selatan

0

Menyatukan Persepsi dalam mensukseskan Program YESS di Kabupaten Hulu Sungai Selatan. (Foto-Dok Humas SMK PP Negeri Banjarbaru).

 

Banjarbaru – Pemerintah melalui Kementerian Pertanian (Kementan) terus meregenerasi petani serta melahirkan wirausaha milenial di sektor pertanian. Bersama International Fund for Agricultural Development (IFAD), Kementan mencetak wirausaha milenial tangguh dan berkualitas melalui Program Youth Entrepreneurship and Employment Support Services (YESS) yang tersebar di empat provinsi di Indonesia.

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo menegaskan bahwa regenerasi petani menjadi salah satu fokus Kementan bagi keberlanjutan pembangunan pertanian.

“Indonesia harus menjalankan pertanian efektif, efisien dan transparan melalui pengembangan pertanian maju, mandiri dan modern yang dimotori oleh petani milenial. Melalui sinergi dengan IFAD, Kementan berupaya meningkatkan regenerasi melalui pengembangan petani milenial sekaligus memastikan bahwa bertani itu keren,” kata Syahrul.

Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi menjelaskan dua kunci utama dalam pelaksanaan program YESS Kementan.

“Pertama program YESS hadir untuk meningkatkan kapasitas pemuda di pedesaan melalui pendidikan dan pelatihan untuk menjadi agen pembangunan pertanian. Kedua, sasaran dari program YESS yakni pemuda-pemudi harus memiliki jiwa kewirausahaan dari hulu sampai hilir,” jelasnnya.

Menindaklanjuti hal tersebut Sekolah Menengah Kejuruan Pertanian Pembangunan Negeri (SMK-PP N) Banjarbaru menggelar kegiatan District Multi Stakeholder Forum (DMSF) Untuk Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan.Sekolah ini merupakan Provincial Project Implementation Unit (PPIU) untuk wilayah Kalimantan Selatan.

Sekolah berbasis pertanian ini pun melakukan koordinasi dengan Dinas Pertanian Kab. Hulu Sungai Selatan (HSS), yang merupakan District Implementation Team (DIT) dan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) sebagai Business Development Service Providers (BDSP).

Kegiatan kegiatan District Multi Stakeholder Forum (DMSF) ini digelar di Aula SMK-PPN Banjarbaru dan melibatkan 48 orang peserta, diantaranya terdapat 4 orang perwakilan DIT dan 11 orang dari BPP Hulu Sunga Selatan.Kegiatan sendiri berlangsung selama tiga hari yang dimulai pada hari Senin (02/10/2023).

 

Kebersamaan dan Kolaborasi dalam mendorong percepatan regenerasi petani khususnya di Kabupaten Hulu Sungai Selatan. (Foto-Dok Humas SMK PP Negeri Banjarbaru).

Kepala SMK-PP Negeri Banjarbaru, Budi Santoso yang juga Penanggung Jawab PPIU Kalsel, menjelaskan kegiatan ini untuk mengidentifikasi, merencanakan, dan melaksanakan intervensi kegiatan Program YESS di tingkat daerah Provinsi Kalimantan Selatan. Selain itu pertemuan tersebut untuk  mengidentifikasi  kebutuhan pelatihan penerima manfaat, khususnya di Kabupaten Hulu Sungai Selatan.

“Program YESS lahir karena jumlah petani kita semakin menurun, dan yang ada sudah usia lanjut, apabila kekurangan petani nanti bisa memicu harga pangan mahal. Maka perlu regenerasi petani melalui Program Yess yang ada di daerah Indonesia, seperti di Kalimantan Selatan ini, dan saat ini menambah wilayahnya di Hulu Sungai Selatan”, ujar Budi Santoso saat membuka District Multi Stakeholder Forum (DMSF).

Budi juga menambahkan Program YESS ini sendiri ada 2 output dihasilkan yaitu pertama sebagai Job Creator atau wirausaha di bidang pertanian. Sedangkan yang kedua adalah sebagai Job Seeker atau sebagai pencari kerja di bidang pertanian

“Jadi Bapak Ibu penyuluh di Program Yess ini tidak menambahi pekerjaan, namun ini sesuai tupoksi kita untuk membina, mengawal, dan mengarahkan anak-anak muda ini untuk menjadi pekerja ataupun pengusaha di bidang pertanian” sambungnya.

Dalam pertemuan khusus tersebut PPIU Kalimantan Selatan,memberikan materi seperti  Pelaksanaan Program YESS Tahun 2023, Tata Kelola Program YESS dan peran BDSP dalam program YESS, Identifikasi CPM/PM dan Potensi Pertanian Kecamatan, Management Information System (MIS).

Selain itu terdapat pengetahuan dan informasi seputar  Pengembangan Ekosistem Kewirausahaan Pertanian Berbasis Klaster melalui Model Bisnis, Analisis Kebutuhan Pelatihan melalui Penyusunan 3 Years Action Plan, Bedah Program: Pemagangan, Bedah Program: Pelatihan-Pelatihan (LMS), dan Bedah Program: Hibah Kompetitif, terakhir Rencana Tindak Lanjut.(Olpah Sari/Adv).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!