Senyap Menjelujur Waktu, Sasirangan Kebanggaan Bersamamu

0

Salah satu Duta Besar negara sahabat tertarik dengan keindahan karya Sasirangan yang dipamerkan Rumah Kreatif dan Pintar di salah satu pameran internasional di Jakarta.

 

Hening menyapa siang di sebuah ruangan di kawasan Jalan Tembus Mantuil, Perdana Abadi Sentosa, Blok A, Kelurahan Basirih, Banjarmasin. Terlihat lima perempuan muda berparas ayu duduk diantara puluhan peralatan menjahit dan alat kerja lainnya.

Sesekali terlihat tangan mereka memainkan ikatan benang kecil saat mencocokkan posisi pola kain. Ekspresi wajah kelimanya sangat serius melakukan pekerjaan di ruangan yang belakangan adalah Central Workshop Rumah Kreatif dan Pintar. Meskipun begitu senyum manis merekah saat satu diantara gadis tersebut menghela nafas disela-sela rutinitas mendesain sekaligus menjelujur untuk pembuatan kain Sasirangan.

Kelima gadis adalah Rini Hayati, Yuliani, Gusti Nana Mardiana, Yani dan Monalisa.Kelimanya adalah tenaga kerja penyandang Disabilitas yang bertahun-tahun setia membuat kain Sasirangan. Meskipun memiliki keterbatasan namun tidak membuat kelimanya tak bisa berkarya dengan baik dan profesional.

Terbukti sejumlah kreasi tangan dingin mereka terpampang dalam galery Sasirangan di Rumah Kreatif dan Pintar dikelola seorang pemuda bernama Muhammad Arifin.Bahkan beberapa karya pengrajin berkebutuhan khusus (tuna rungu) menghiasi etalase counter pusat perbelanjaan nasional dan mendunia, Sarinah Thamrin, Jakarta Pusat.

“Alhamdulillah mereka sangat tekun dan teliti kalau bekerja.Memang usaha dan kerja keras kelima saudara kita ini membuahkan hasil terbaik. Mereka bekerja sangat serius meskipun dalam “hening”.Ini sangat menginspirasi sekali,” cerita Arifin, saat memulai obrolan siang sembari menikmati kopi hangat dan singkong goreng, di Central Workshop Rumah Kreatif dan Pintar, Kamis (28/09/2023).

 

Foto Produk Sasirangan desain asli anak muda Banjarmasin di bawah naungan Rumah Kreatif dan Pintar berhasil menembus  Sarinah Thamrin, Jakarta.

Arifin  yang juga seorang Pemuda Pelopor Kalimantan Selatan menuturkan mengarahkan kelima pengrajin yang paling setia menekuni kerajinan Sasirangan butuh kesabaran. Karena cara penyampaian yang harus realistis dan mudah dipahami dengan bahasa isyarat (penterjemah).

“Apalagi di warehouse ini ada beberapa kelompok tim kerja. Dalam sehari setiap orang bisa menghasikan 1 hingga 2 pakaian yang dijahit mereka adalah kelompok dengan jumlah SDM khusus menjahit pakaian ada 5 orang,” tuturnya sembari memperlihatkan areal para pengrajin bekerja.

Arifin pun tak menepis jika beragam kesulitan untuk memutuskan satu desain. Maklum saja, karena desain teman-teman pengrajin Disabilitas ini sangat idealis dengan konsep yang mereka buat. Karena itu perlu argumen cerdas untuk menyakinkan jika desain dan konsep kain maupun pakaian harus satu persamaan sesuai produksi. Apalagi produk-produk yang mereka buat itu seperti kain dan busana Sasirangan adalah limited edition.

“Bang Arifin ini orangnya sabar banget.Ini yang membuat kami terharu karena beliau selalu mendengarkan pula suara-suara kami.Salah satunya adalah menyamakan konsep.Karena sifatnya limited edition yang “Bujur-Bujur” (sangat serius) dikerjakan dengan baik,sehingga ibaratnya Sasirangan itu bisa membanggakan Bersamamu,  ” ucap Gusti Nana Mardiana dengan bahasa isyarat.

Nana pun merasa nyaman bekerja dalam naungan Yayasan Rumah Kreatif dan Pintar, karena dibangun dengan balutan persaudaraan dan saling menguatkan satu sama lain antara disabilitas dengan rekan kerja yang kondisi tidak sama dengan mereka.

 

Arifin bersama sejumlah pengrajin Disabilitas Sasirangan dalam sebuah acara pameran internasional di Jakarta.

Arifin merasa bahagia karena bisa membantu memberdayakan mereka yang berkebutuhan khusus bisa berkarya sebagai bakat dan potensi yang dimiliki.Terbukti karya-karya berupa kain maupun busana Sasirangan mendapat tempat di hati konsumen termasuk wisatawan yang liburan ke Kalsel.

“Walaupun pada awalnya hanyalah sekedar melestarikan warisan leluhur kita, Kain Sasirangan.Namun ternyata karya-karya kawan-kawan ini mendapat apresiasi luar biasa, termasuk bisa menembus Sarinah Thamrin Jakarta.Kita tahu Sarinah adalah etalase karya-karya seni dan budaya nusantara dengan kurasi yang terjaga dan mengedepankan kualitas terbaik untuk dunia,”sebut Arifin.

Arifin pun mengakui selain kualitas dan menjaga ritme produk Sasirangan, peran kawan-kawan media yang mempublikasikan Sasirangan khususnya olahan mereka membuat manajemen Sarinah tertarik merangkul mereka, sebagai salah satu UMKM yang patut untuk diajak promosi di outlet-outlet mereka.

“Bahkan Ibu Direktur Utama PT Sarinah datang langsung berkunjung ke tempat kami Dan ternyata mereka mendapat informasi positif dari kawan-kawan media.Tentunya kedatangan manajemen ini melihat langsung apa yang dilakukan Rumah Kreatif dan Pintar dalam memberdayakan masyarakat khususnya dalam melestarika warisan budaya leluhur, Sasirangan,”katanya mengenang pertemuan dengan Fetty Kwartati , Direktur PT Sarinah (Persero) beberapa tahun lalu.

Sebagai anak Banua yang dibesarkan dari kalangan bawah, Arifin juga sadar keberhasilan dirinya bersama kawan-kawan disabiltas serta pengrajin lainnya tidak terlepas perhatian Bank Indonesia dan Bank Kalsel. Kedua lembaga perbankan ini dinilai sangat konsen mendorong pelaku UMKM terus berkarya termasuk menjaga dan merawat karya terbaik yang diwariskan leluhur-leluhur urang Banjar.

 

Di Central Workshop Rumah Kreatif dan Pintar inilah lahir salah satu karya terbaik Sasirangan yang menembus dunia internasional.

Bank Indonesia Kalimantan Selatan sendiri salah satu institusi yang sangat fokus membantu pengembangan kerajinan kain sasirangan sebagai bentuk kepedulian perbankan dalam membantu meningkatkan pemasaran dan produk kain khas daerah.

Bahkan selain menggelar Festival Antasari serta event nasional lainnya, Bank Indonesia terlebih dahulu mendirikan Rumah Sasirangan Bank Indonesia di Banjarmasin. Bank Indonesia mengandeng Pemerintah Provinsi Kalsel serta , perbankan dan pemangku kepentingan membantu UMKM memperoleh pelatihan, pendampingan, pengembangan serta pembiayaan perbankan atau lembaga keuangan lainnya, melalui keberadaan Rumah Sasirangan Bank Indonesia tersebut. (Olpah Sari).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!