Gurihnya Wadai Petah Olahan Diskominfotik Banjarmasin

0

Apresiasi Walikota Banjarmasin H Ibnu Sina dengan olahan khas Banjar, Wadai Petah.

Ramaikan Festival Wadai 41 Macam Di Hari Jadi ke-497 Kota Banjarmasin

“The right man on the right place” adalah orang yang tepat pada tempatnya dan menduduki jabatan sesuai kemampuannya. Namun dibalik itu kemampuan seseorang atau kelompok dalam sebuah organisasi ada satu sisi yang disebut bakat dan keterampilan khusus.

Setidaknya ini tercermin dari tim Diskominfotik Banjarmasin. Bagaimana tidak mereka selama ini berkutat dengan sejumlah data dan informasi serta layanan penunjang program dan kebijakan Walikota dan Wakil Walikota Banjarmasin, ternyata memiliki keahlian lain. Membikin kue dan memasarkan dengan baik sesuai dengan konsep marketing.

Kali ini marketing tim yang dipimpin seorang birokrat energik namun bersahaja, Windiasti Kartika, meramaikan perayaan Hari Jadi Ke-497 Kota Banjarmasin, adalah mengenalkan dari dekat salah satu wadai (kue) khas Banjar yakni wadai petah.

Merujuk berbagai literatur sejarah dan kuliner nusantara, nama wadai petah sudah tidak asing lagi. Petah adalah hidangan khas dari Banua (Kalimantan Selatan).Kue ini biasanya disajikan saat lebaran, acara besar atau untuk berbuka puasa. Kue ini terlihat seperti kue talam dan memiliki cita rasa gurih, serta biasanya berwarna hijau-putih yang berasal dari penggunaan ekstrak daun suji atau daun dari tanam pudak atau pandan.

 

Tim Diskominfotik Banjarmasin dipimpin Kadis Kominfotik Banjarmasin Windi Asti Kartika ST MT, menampilkan wadai legenda Banjar, Wadai Petah dalam Festival Wadai 41 Macam.

Bahan utama kue ini adalah tepung beras, air, daun  pandan, serta daun suji sebagai pewarna. Selain itu ada kapur sirih dan garam. Nah membuatnya biasanya masyarakat Banjar mencampurkan semua tadi dalam adonan, diaduk, setelah rata kemudian dituang ke dalam wajan besar. Adonan tersebut kemudian diaduk terus sambil dimasak. Setelah hampir matang, adonan dipindah ke dalam loyang yang sudah dioles minyak dan dikukus hingga matang. Setelah matang, kue Petah bisa dipotong kecil-kecil.

“Ini adalah sebagai bagian kami mengenalkan dari dekat wadai atau kue legendaris masyarakat Banjar, disamping partipasi meramaikan sekaligus memeriahkan perayaan Hari Jadi Ke-497 Kota Banjarmasin dengan menjajakan “Wadai Petah” dalam kegiatan festival 41 macam wadai Banjar yang diikuti oleh seluruh SKPD yang ada di lingkungan pemerintah kota Banjarmasin,” terang Kepala Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik Kota Banjarmasin, Windi Asti Kartika ST MT, kepada awak media di Banjarmasin, Sabtu (23/09/2023).

 

Gegara Wadai Petah, stan Diskominfotik Banjarmasin kebanjiran pengunjung, termasuk Wakil Wali Kota Banjarmasin H Arifin Noor dan Wakil Ketua Tim Penggerak PKK Kota Banjarmasin Hj Hardiyanti, yang menyempatkan momen bersejarah dengan sebuah foto selfie.

Ternyata kabar gurih dan enaknya wadai petah buatan ASN Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik Kota Banjarmasin, sampai ke telinga Wali Kota H Ibnu Sina dan Wakil Wali Kota Arifin Noor. Bersama sang istri kedua pemimpin kota Banjarmasin langsung mendatangi stan wadai Petah.Keduanya pun langsung icip-icip wadai yang populer dan biasa ada pada bulan puasa dan lebaran.

“Alhamdulillah gurih sekali, asli ini wadai petahnya.Terima kasih Diskominfotik Banjarmasin,” ucap Wali Kota Banjarmasin, H Ibnu Sina dan Ketua Tim Penggerak PKK Dr Hj Siti Wasilah mengangkat jempol.

Tak hanya Wali Kota dan Wakil Wali Kota Banjarmasin, sejumlah tamu undangan maupun ASN berbagai SKPD pun berdatangan merasakan sensasi ke petah olahan bubuhan Diskominfotik.

“Ai bujur sekalinya nyaman dan gurih. Kue Petah yang dipotong kecil seperti lembaran roti tawar atau seperti batangan, disajikan bersama kuah santan kental khusus yang bernama ‘tahi lala’ dan taburan bawang goreng, jelas sedap sekali,” ucap Nila dari Asosiasi Pelaku Pariwisata Indonesia (ASPPI) DPD Kalsel.

 

Kompak dan berinovasi, para ASN yang piawai menyajikan olahan wadai Banjar legendaris, Wadai Petah.

Bagi sebagian ASN Diskominfotik, ide menyajikan Kue petah semata-mata membawa kembali warisan leluhur orang Banjar dalam Festival Wadai 41 Macam di Hari Jadi Kota Banjarmasin ke-497. Yang terpenting menurut mereka adalah bagaimana turut melestarikan wadai yang populer juga dengan sebutan petah Asia.

“Sebagai kota bersejarah, Banjarmasin masih menyimpan kue-kue legenda dan sudah semestinya kita jaga dan lestarikan. Dan pilihan kami adalah wadai Petah yang dikenal kelezatannya  dan menjadi salah satu penganan untuk menyambut tamu agung maupun perayaan besar keagamaan di Kalsel khususnya di kota Banjarmasin,” tutur Novri Ghita, salah seorang ASN Diskominfotik Banjarmasin. (Ridzky Husna).

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!