Menciptakan sebuah narasi yang menarik adalah pekerjaan penting bagi pemasar, dan semakin penting karena sekarang dimudahkan dengan banyaknya saluran, format, dan juga pilihan konten, termasuk memanfaatkan kemajuan digitalisasi.

Tak heran jika Storytelling produk itu juga sangat penting, karena kebutuhan yang menghibur prospek dan pelanggan. Storytelling produk atau dikenal juga dengan istilah brand storytelling adalah salah satu strategi penggunaan cerita autentik dan emosional yang digunakan sebuah perusahaan atau brand untuk mendorong pertumbuhan dan loyalitas pelanggan.

Susan Gunelius seorang CEO KeySplash Creative Inc., sebuah perusahaan komunikasi pemasaran dan branding strategis menyebutkan peluang untuk bercerita sebagai bagian dari insiatif pemasaran merek langsung dan tidak langsung telah menjadi prioritas yang begitu strategis.

Setidaknya harapan serupa dikemukan Wali Kota Banjarmasin, H Ibnu Sina. Saat membuka Pelatihan Story Telling Multi Bahasa dalam Meningkatkan Nilai Produk yang dilaksanakan oleh Disbudporapar Kota Banjarmasin bekerjasama dengan Dekranasda Kota Banjarmasin, Sabtu (16/09/2023).

 

Walikota Banjarmasin H Ibnu Sina memberikan arahan pentingnya Storytelling produk bagi UMKM dalam pengembangan usaha berbasis kerakyatan. (Foto-Dok Diskominfotik Banjarmasin).

Dirinya pun mengatakan memiliki sebuah produk maka sudah sepatutnya pengrajin atau pelaku usaha UMKM memiliki pula menceritakan atau mendongengkan produk-produknya dengan baik.

“Produk yang sudah bagus, maka itu perlu diceritakan dengan secara tertulis Bahasa Indonesia, Bahasa Banjar dan juga bisa memakai Bahasa Inggris, agar kemudian nilai produk yang sudah di kelola pengrajin bisa dikenal lebih jauh,” pesan Ibnu Sina.

Ibnu Sina pun mencontohkan bagaimana sebuah produk Sasirangan bisa menjadi sebuah cerita menarik, kalau pengrajin maupun pelaku produk kain khas Banjar memiliki kemampuan bercerita dengan baik historis sejarah, pembuatannya hingga penggunaan pada masa lampau.

“Apalagi kalau bisa bercerita bahwa sasirangan itu apa ini, itu penting untuk diceritakan karena tidak semua bisa tau ini produk apa gitu,” ujarnya.

Dirinya pun berharap peserta pelatihan yang dilatih dalam berbagai produk seperti sasirangan, kuliner serta produk lainnya, bisa memanfaatkan dengan baik.Dengan storytelling produk tentu membuat produk menjadi beda dan berkarakter.

“Harapannya, otomatis karena orang kan menghargai produknya. Boleh kalau diceritakan bahwa ini secara tradisional, kemudian dilakukan dengan buatan tangan, pasti orang akan menghargai ramah lingkungan dan seperti itu pasti akan naik harganya,” harapnya.

Sementara itu, Plt Kepala Disbudporapar, Madyan menjelaskan melalui pelatihan ini ada wawasan dan pengetahuan lebih yang bisa dioptimalkan pelaku usaha yang bergerak di Bidang Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif.

Madyan melanjutkan, dengan mempunyai ilmu tentang bagaimana cara menyampaikan produk mereka secara menarik, diharapkan dapat meningkatkan penjualan produk dan meningkatkan perekonomian pelaku usaha di Kota Banjarmasin.

Dilansir dari laman Glint.Com Storytelling atau bercerita bukan hanya sekadar mendongeng atau menceritakan kisah. Lebih dari itu, storytelling menjadi sebuah alat yang penting untuk menarik perhatian pendengar.

Storytelling adalah proses menggabungkan fakta dan cerita untuk disampaikan kepada pengguna(konsumen), supaya mereka semakin tertarik dengan apa yang penjual atau penghasil karya tawarkan. (Ridzky Husna).

 

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!