Keren dari Vietnam dan Belanda, Menjelajahi Pedalaman Sungai Kanoko

0

 

“A vacation helps to relieve stress and boredom, gives us a change of scenery, provides us with adventure, and helps to bring us closer to the people in our lives”, begitu ucap satu peserta South Kalimantan Travel 2.0, menyitir satu ungkapan berwisata, saat memasuki kawasan Desa Wisata Kanoko, Batola, Kalsel.

Perempuan berparas cantik yang disapa Chris ini begitu menikmati perjalanan menyusuri sungai dan Saka Ipil (Anak Sungai yang mengambil nama dari sebuah pohon kayu langka di Kalimantan). Bersama empatpuluh peserta lainnya, serta rombongan ASITA Kalsel, dia menjelajahi hutan pohon rumbia (metroxylon sagu).

 

Sebelum susur sungai di Desa Wisata Kanoko, Batola, sebagian peserta menyusuri kawasan Konservasi Bekantan Pulau Curiak tidak jauh dari Jembatan Barito, Kalsel.

 

Perjalanan menyusuri kawasan yang dibelah anak sungai begitu mengasyikan. Suara alami alam dan burung kecil seakan menyapa rombongan yang baru saja dilepas Sekda Kabupaten Batola, Zulkifli Yadi Noor menggunakan bermotor (kelotok).

“Elok nian hutan Saka Ipil, ini pengalaman baru yang bisa kami bawa ke negara kami. Walaupun kita serumpun tentu ada membedakan satu daerah dengan lainnya. Sungguh meluahkan (bahasa Malaysia, mengungkapkan) kesan indah dan seru-seru sedap,” kata perempuan asal Malaysia, naik kelotok menyusuri hutan rumbia dan perkampungan Anjir Serapat Muara, Batola, Kalsel, Selasa (18/07/2023).

 

Salah satu lokasi transit dalam adventure Saka Ipil (Susur Sungai) Desa Wisata Kanoko, Batola. Segarnya menikmati kelapa asli Anjir Serapat Muara.

Berwisata susur sungai dan hutan di kawasan Desa Wisata Kanoko, adalah salah satu rangkaian Famtrip dalam South Kalimantan Travel Mart 2.0.Perjalanan seru ini pun menjadi catatan tersendiri bagi para travel agent yang baru pertama kali naik kelotok kecil, ditemani ombak kecil dan jembatan-jembatan kecil yang ada di sepanjang Saka Ipil sepanjang 1,5 kilometer lebih.

“Ini pengalaman seru, karena kita harus bisa mengimbangi tubuh dan kelotok. Kalau tidak bisa terbalik atau tercebur.Sungguh asyik, kami kira ini menjadi kemasan paket wisata yang sangat menjual. Tinggal dikemas lebih baik lagi jadi destinasi yang selalu dirindukan,termasuk ketersediaan toilet dan dermaga khusus untuk menikmati makan siang atau sore di bantaran sungai,” ujar Lili G, travel agent asal Jakarta, kepada Economic Travelling.Com.

 

Wisatawan bisa merasakan langsung “Malincai Banih” satu diantara puluhan kearifan lokal di Barito Kuala.

Hal serupa dilakukan Cindy, traveller dan pelaku bisnis pariwisata dari Jakarta. Dirinya pun sempat sport jantung, karena harus melintasi jembatan rendah  dan membuat kepala harus menunduk. Namun dirinya merasa senang bisa merasakan perjalanan yang membuat kangen datang kembali.

“Apalagi disini kami disambut ramah warga sepanjang perjalanan, terus di satu kawasan transit disuguhi kelapa muda dan kudapan ubi rebus dan jagung. Dan yang menarik itu adalah melincai banih (merontok padi dengan kaki) salah satu kearifan lokal yang sangat terjaga sekali, ini lebih keren dibandingkan Desa Giethoorn di Belanda dan Vietnam dengan sungai Mekongnya,” ucap perempuan cantik ini.

Sebelum melakukan perjalanan wisata susur sungai “SAKA IPIL”, peserta South Kalimantan Travel Mart 2.0 yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia, disuguhi atraksi seni beladiri khas Kalimantan Selatan Kuntau. Peragaan yang dibawakan para pesilat asli warga desa Kanoko ini menjadi hiburan tersendiri.

“Keseruan itu juga adalah ketika kami disuguhi pertunjukan seni bertutur Madihin. Dua Pemadihin (Syahril dan Fadil) benar-benar menghibur dengan joke segar.Sejak awal tampil hingga akhir memadukan unsur beat box sudah membuat kami tertawa lepas. Sungguh pengalaman yang tak terlupakan,membuat kami kangen kembali Kalsel,” ucap Farianty Gunawan.(Olpah Sari).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!