Tetap Semangat , Meski Volume dan Nilai Ekspor Sawit Lagi Anjlok

0

 

Jakarta – Industri kelapa sawit Indonesia saat ini sedang diuji. Bagaimana tidak volume dan nilai ekspor tengah lagi anjlok. Pergerakan ekspor produk  minyak sawit bulan April 2023 cenderung turun lebih dari 500 ribu ton (-19,2%).  , dibandingkan dengan bulan Maret sebelumnya.

“Penurunan ekspor meliputi CPO turun 36,3%, produk olahan CPO turun 15,6%, olahan PKO turun 36,2%, oleokimia turun 12,0% dan biodiesel turun 73,9%. Berdasarkan tujuannya, ekspor ke China turun sebesar 315,3 ribu ton dari 647,7 ribu ton menjadi 332,4 ribu ton (-48,7%), ke negara-negara Afrika (tidak termasuk Mesir) turun sebesar 143 ribu ton dari 302,8 menjadi 197,3 ribu ton (-47,3%), ke India turun sebesar 99 ribu ton dari 252,1 menjadi 160,1 ribu ton (- 36,5%) dan ke USA turun dengan 59 ribu ton dari 198,4 menjadi 139,5 ribu ton (-29,7%),” ungkap Mukti Sardjono, Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), di Jakarta, Kamis (15/06/2023).

Volume ekspor bulan April ini menurutnya, merupakan terendah sejak Februari 2022 kecuali untuk Mei 2022 ketika terjadi larangan ekspor. Walaupun demikian, secara tahunan total ekspor sampai dengan April tahun 2023 lebih tinggi 19,9% dibandingkan di tahun 2022.

Lebih jauh Mukti Sardjono,membeberkan penurunan volume ekspor juga disertai dengan turunnya harga CPO dari US$ 1.031/ton CIF Rotterdam pada bulan Maret menjadi US$ 1.025/ton pada bulan April, sehingga menjadikan nilai ekspor produk minyak sawit turun dari US$ 2.420 juta pada bulan Maret menjadi US$ 1.961 juta pada bulan April yang merupakan nilai terendah selama 11 bulan terakhir Dibandingkan dengan tahun 2022 sampai dengan April 2022, nilai ekspor sampai dengan April 2023 adalah 23,0% lebih rendah.

 

Foto Ilustrasi – Salah satu aktivitas pekebun di salah satu perusahaan sawit Astra Agro Lestari Grup (Foto Dokumentasi Humas Astra Agro Lestari).

Meskipun begitu, ternyata ada semangat lain yang tumbuh. Tercatat konsumsi dalam negeri masih terus naik pada bulan April dibandingkan Maret 2023 yakni sebesar 4,7%. Kenaikan konsumsi dalam negeri terbesar terjadi untuk industri biodiesel (+8,7%) dan oleokimia (+7,5%) diikuti oleh industri pangan (0,9%). Dibandingkan dengan total konsumsi sampai dengan April 2022, konsumsi sampai dengan April 2023 lebih tinggi sebesar 19,0%.

“Produksi CPO+PKO bulan April turun sebesar 5,1% dibandingkan bulan Maret karena faktor musiman juga karena libur hari raya Idul Fitri. Namun, produksi CPO+PKO sampai dengan April 2023 adalah 8,1% lebih tinggi dari produksi CPO+PKO sampai dengan April 2022. Dengan komposisi produksi, ekspor dan konsumsi dalam negeri, terjadi kenaikan stok akhir bulan April sebesar 15,8% dibandingkan dengan stok akhir bulan Maret,” bebernya.

Industri kelapa sawit Indonesia kini tengah menghadapi musim kemarau yang bahkan sudah dialami di beberapa daerah sentra perkebunan kelapa sawit. Menghadapi fenomena alam tersebut, seluruh anggota GAPKI telah menyiapkan sarana dan prasarana serta sumber daya manusia terkait pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan di sekitar perkebunan kelapa sawit.

“Kesiapsiagaan ini dilakukan bersama dengan kelompok Masyarakat Peduli Api (MPA) yang berada di sekitar perkebunan, pemerintah setempat, serta aparatur kepolisian dan TNI,” tutupnya. (Olpah Sari Risanta).

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!