No Hoax,  Imunisasi Itu Aman dan Sehat Demi Selamatkan Anak Indonesia

0

Foto Ilustrasi : Anak Sehat tumbuh kuat dengan Imunisasi lengkap.

               Oleh : Olpah Sari

Indonesia terus berkejar dengan waktu agar generasi sehat terus terjaga. Sejumlah program kesehatan bagi bayi dan balita terus dilakukan demi mencegah hilangnya generasi sehat dan kuat. Salah satu program berkesinambungan adalah pemberian imunisasi anak.

Dilansir dari website Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kementerian Kesehatan RI, Pemberian imunisasi merupakan upaya kesehatan masyarakat yang bersifat preventif yang terbukti paling cost-effective serta berdampak positif untuk mewujudkan derajat kesehatan ibu dan anak di Indonesia. Imunisasi tidak hanya melindungi seseorang tetapi juga masyarakat. Dengan memberikan perlindungan komunitas (herd immunity) melalui cakupan imunisasi yang tinggi dan merata di semua wilayah, Kementerian Kesehatan telah melakukan perubahan atas Rencana Strategis Kemenkes Tahun 2022-2024 dengan target indikator yang harus dicapai yaitu 100% mulai tahun 2023.

Catatan penting lainnya menyebutkan Imunisasi juga merupakan upaya untuk meningkatkan kekebalan secara aktif terhadap suatu penyakit tidak hanya melindungi seseorang tetapi juga masyarakat, dan komunitas atau yang disebut dengan herd immunity. Upaya pencegahan yang paling cost effective dan terbukti memberikan kontribusi yang cukup besar dalam penurunan angka kematian bayi dan balita di Indonesia adalah dengan Imunisasi.

Meskipun begitu program pelayanan imunisasi anak sempat terhambat dengan badai tsunami pandemi Covid-19. Hingga selama dua tahun pada fase ini tercatat 1,7 juta anak di Indonesia yang tidak mendapatkan imunisasi dasar lengkap.

Jika melihat datanya tentunya angka yang cukup besar dan perlu perhatian khusus bersama. Karena anak-anak yang belum diimunisasi tersebut sangat berisiko tinggi terinfeksi penyakit yang seharusnya bisa dicegah dengan imunisasi.Sehingga semakin banyak anak yang terinfeksi maka dapat memicu Kejadian Luar Biasa (KLB).Yang dikhawatirkan adalah ini akan menyebabkan kekebalan komunitas di masyarakat menjadi lemah.Sebuah PR dan kerja keras pemerintah dan harus didukung masyarakat secara luas di Indonesia.

Jumlah ini amat besar. Anak-anak yang belum diimunisasi berisiko tinggi Apabila banyak anak yang terinfeksi, itu dapat memicu terjadinya kejadian luar biasa.

Foto Ilustrasi – Generasi Sehat generasi masa depan yang kuat.

Dalam berbagai kesempatan Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Ditjen P2P), Kementerian Kesehatan RI,  Dr. dr. Maxi Rein Rondonuwu, DHSM, MARS mengungkapkan saat ini penyakit infeksi menjadi penyumbang kematian yang cukup besar bagi bayi dan balita di Indonesia. Penyakit infeksi yang berbahaya dapat menyebabkan kecacatan bahkan kematian tersebut diantaranya adalah Tuberkulosis, Difteri, Pertusis, Campak, Polio, Tetanus, Hepatitis B, Pneumonia, Diare, Kanker Leher Rahim. Berdasarkan data semua hal tersebut diatas dapat dicegah dengan imunisasi, bahkan beberapa telah berhasil di turunkan angka kasusnya dan berhasil dieradikasi di dunia melalui upaya imunisasi seperti penyakit cacar.

Senada dengan hal itu dr. Prima Yosephine Berliana Tumiur Hutapea, MKM, selaku Plt Direktur Pengelolaan Imunisasi Kementerian Kesehatan RI,yang dikutif dari Kemenkes.go.Id, mengatakan Pemberian imunisasi yang terlambat atau tidak lengkap kepada anak menjadi salah satu hambatan dalam upaya meningkatkan kekebalan anak. Imunisasi kejar diperlukan untuk menyusul imunisasi anak yang tertunda.Salah satunya adalah karena pandemi yang melanda Indonesia dan ditambah tingkat pemahaman pentingnya imunisasi dari masyarakat itu sendiri.

“Imunisasi dasar lengkap saja belum cukup memberikan perlindungan terhadap PD3I (Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi) karena beberapa antigen memerlukan besar atau pemberian dosis lanjutan pada usia 18 bulan, usia anak sekolah dan usia dewasa. Sehingga sekarang tidak hanya mengejar imunisasi dasar lengkap tapi juga mengejar imunisasi rutin lengkap,” katanya pada konferensi pers Pekan Imunisasi Dunia secara virtual di Jakarta, Senin (11/04/2022) lalu.

Merujuk keterangan dalam artikel Ikatan Doker Anak Indonesia (idai.or.id), maka untuk mencapai kadar perlindungan maka imunisasi harus diberikan sesuai jadwal yang telah ditentukan. Jadwal imunisasi terbagi atas jadwal imunisasi dasar dan jadwal imunisasi ulangan.

Data yang dikemukan Ditjen P2P Kementerian Kesehatan menyebutkan jenis vaksin yang masuk ke dalam program imunisasi yang diintroduksi secara nasional saat ini semakin banyak, antara lain Hepatitis B, BCG, DPT-HB-Hib, Polio Tetes (Oral Polio Vaccine/OPV), Polio Suntik (Inactivated Polio Vaccine/IPV), Campak Rubela, Difteri Tetanus (DT) dan Tetanus Difteri (Td).

“Selain itu jenis antigen baru yang diintroduksi ke dalam program imunisasi nasional juga semakin banyak sehingga hal ini menyebabkan jumlah suntikan pada imunisasi program yang harus diberikan kepada anak semakin banyak, dan diperlukan pemberian imunisasi ganda pada satu kali kunjungan,” ungkap Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Ditjen P2P), Kementerian Kesehatan RI,  Dr. dr. Maxi Rein Rondonuwu, DHSM, MARS, saat membuka Pertemuan secara luring Penguatan Program Imunisasi Bersama Organisasi Profesi (PB IDI, PP IDAI, Satgas Imunisasi IDAI, PB IBI, PPNI, POGI, ITAGI, Komnas PP KIPI, WHO Indonesia, UNICEF Indonesia, dan mitra pembangunan), pada (26/07)/2022) lalu,  di Hotel Grand Melia Jakarta.

Dalam rekomendasi ITAGI disebutkan bahwa imunisasi ganda aman untuk diberikan dan memberikan manfaat yang sangat baik karena pelayanan imunisasi akan menjadi efisien dimana seorang anak akan segera terlindungi dari beberapa penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) dalam 1 kali kunjungan.

Pemberian imunisasi ganda telah dilaksanakan di banyak negara yang sudah memasukkan berbagai jenis antigen dalam program imunisasi nasional, dan semuanya menunjukkan data keamanan yang sangat baik.

Indonesia sendiri telah memperkenalkan pemberian imunisasi ganda secara nasional sejak tahun 2017 yaitu pada jadwal imunisasi DPT-HB-Hib-3 yang diberikan bersamaan dengan imunisasi IPV pada bayi usia 4 bulan. Selain itu jadwal imunisasi ganda juga ada pada imunisasi lanjutan yaitu pada pemberian imunisasi campak rubela-2 dan DPT-HB-Hib-4 yang diberikan pada anak usia 18 bulan.

Data Kementerian Kesehatan per 14 Juli 2022 menunjukkan bahwa cakupan imunisasi dasar lengkap (IDL) baru mencapai 33,4%, dan cakupan imunisasi pada baduta (bayi bawah dua tahun) baru mencapai 28,4%, serta persentase bayi yang mendapat imunisasi antigen baru juga baru mencapai 29%. Capaian ini masih dibawah target yang seharusnya dicapai pada bulan Mei yaitu sebesar 37%.

Salah satu tantangan dari pelakasanaan program imunisasi yang menyebabkan tidak tercapainya target cakupan imunisasi adalah masih adanya keragu-raguan dan perbedaan persepsi ditengah masyarakat, maraknya hoax seputar imunisasi, dan adanya kekhawatiran timbulnya Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) bagi tenaga kesehatan yang melakukan layanan imunisasi terhadap pemberian imunisasi ganda.

Meskipun begitu pemerintah tetap optimis dengan dukungan penuh dan keterlibatan dari organisasi profesi kesehatan untuk penguatan dari pelaksanaan program imunisasi di lapangan.Salah satu yang paling gress adalah Pekan Imunisasi Dunia, salah satu kegiatan rutin yang diselenggarakan pada minggu ke 4  bulan April setiap tahunnya. Kegiatan ini juga dilaksanakan oleh lebih dari 180 Negara anggota Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dengan fokus pada  tindakan kolektif yang diperlukan dalam menjamin setiap orang terlindungi dari penyakit yang bisa dicegah melalui imunisasi (PD3I).

 

Foto Ilustrasi : Pemberian Imunisasi rutin pada bayi membuat kekebalan aktif terhadap penyakit.

Karena itulah masyarakat luas juga perlu mengetahui betapa penting dan manfaat vaksin untuk kesehatan anak dan masyarakat Indonesia, membangun kemajuan dan investasi program imunisasi dalam mengatasi kesenjangan serta menyampaikan bahwa imunisasi rutin sebagai dasar untuk sistem kesehatan yang kuat.

Peringatan Pekan Imunisasi Dunia ini memiliki pesan kunci antara lain meluruskan informasi yang tidak benar tentang imunisasi, memobilisasi semua sumber daya yang ada untuk mensosialisasikan manfaat imunisasi. Tak hanya itu peringatan ini juga guna mempastikan vaksin mudah didapat dan mudah dijangkau di seluruh masyarakat serta meningkatkan pelayanan imunisasi yang bermutu dan merata.

Bagaimana dengan Kalimantan Selatan sendiri ? . Sebagai leading sector Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan terus mendorong percepatan cakupan imunisasi rutin dengan imunisasi tambahan dan imunisasi kejar. Tak hanya itu bekerjasama dengan UNICEF, mereka menggandeng kekuatan lain yang tak kalah penting dan terdepan yakni Tim Penggerak PKK dan organisasi masyarakat lainnya.

“Kolaborasi seperti ini memang penting dalam upaya kita meningkatkan kesadaran masyarakat untuk membawa anaknya ke Puskesmas terdekat untuk mendapatkan imunisasi rutin sesuai usianya dan imunisasi yang lengkap.Percayalah imunisasi penting untuk anak-anak kita, anak sehat dan generasi kita sehat,” ucap Kepala Dinas Kesehatan Kalsel, dr.Diauddin, dalam sebuah dialog interaktif bersama Tim PKK dan organisasi masyarakat, beberapa saat lalu di Banjarmasin.

Selama tahun 2022 lalu, Kalimantan Selatan mampu memberikan capaian imunisasi rutin Kalimantan Selatan (Kalsel) sebesar 86,4 persen atau sekitar 60.411 bayi dari total bayi 69.933 bayi. Meskipun belum mencapai target nasional yakni 100 persen, namun upaya keras Dinas Kalimantan Selatan tidak bisa diabaikan begitu saja. Beragam persoalan di lapangan menjadi tantangan tersendiri,   pemahaman yang rendah tentang imunisasi, karena tidak menganggap sebuah kebutuhan penting.

Penulis sendiri mencatat ada tiga hal penting yang harus dilakukan yakni optimalisasi pelayanan imunisasi, sosialisasi pemahaman pentingnya imunisasi kepada masyarakat dan terakhir ini adalah sebuah pekerjaan bersama demi terwujudnya generasi yang sehat dan kuat, untuk Kalsel dan Indonesia.

Meskipun begitu semua lintas sektoral tetap optimis dalam upaya pencapaian imunisasi rutin dan lengkap. Menyadarkan masyarakat butuh kerja keras untuk terus membawa bayi dan balitanya imunisasi. Karena imunisasi itu penting disampaikan dengan benar, jangan sampai kita kalah cepat dengan  hoax dan kabar bohong tentang imunisasi. Sesungguhnya Imunisasi itu aman, terlebih imunisasi lengkap dan ganda.Jangan ragu untuk imunisasi.

 

*Penulis adalah wartawan Economic Travelling.Com

 

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!