Kain Tenun Ikat “Sarigading” Merekatkan Sejarah Masa Lalu

0

Sentuhan Tangan Dingin Husaini Melestarikan Kain Sarigading Puteri Junjung Buih

Kalimantan Selatan salah satu daerah yang memiliki beragam kisah dan sejarah masa lalu.Sejarah itu itu tidak terlepas dari Kabupaten Hulu Sungai Utara, karena dulunya merupakan pusat kerajaan Negara Dipa. Kerajaan ini terletak di Candi Agung, yang merupakan perpindahan ibukota kerajaan sebelumnya di kawasan Candi Laras (Kabupaten Tapin).

Hikayat Banjar dalam sejumlah literatur menyebutkan pula legenda Puteri Junjung Buih atau Poetrie Djoendjoeng Boeih.Puteri Junjung Buih sendiri merupakan salah satu puteri yang dipertemukan ketika Patih Lambung Mangkurat tengah balampah (bahasa Banjar yang artinya bertapa). Puteri Junjung Buih sendiri konon berasal dari Kerajaan Nan Sarunai menampakkan dirinya ke alam manusia dengan menggunakan kain langgundi atau sarigading hasil tenunan 40 wanita perawan

Konon pada abad 16 Masehi diceritakan, Puteri Junjung Buih bersedia menjadi permasuri di Kerajaan Dipa, namun dengan syarat Patih Lambung Mangkurat menyiapkan kain yang ditenun dari bahan rempah dan berwarna kuning, dikerjakan dalam satu hari saja, oleh 40 orang perawan.

Ringkasnya, setelah disunting Pangeran Suryanata, Puteri Junjung Buih memunculkan diri memimpin Kerajaan Dipa yang didirikan Empu Jatmika. Jadilah kain bermotif tersebut sebagai pakian khas para petinggi kerajaan.

Profesor Emeritus Universitas Leiden, Belanda Johannes Jocobus Rass atau populer dengan Hand Rass dalam jurnalnya menyebutkan, Kain Sarigading berwarna kuning menjadi pakaian petinggi Kerajaan Dipa, (cikal-bakal Kerajaan Banjar, kelak)(dikutip dari https://asyikasyik.com/kain-sarigading-tatamba-dan-junjung-buih/).

Berdasarkan risalah sejarah kain Sarigading sendiri selain sebagai pakaian resmi petinggi kerajaan Banjar di masa lampau, kini kain ini pun sekarang digunakan masyakarat Banjar sebagai sarana pengobatan atau Batatamba. Dengan berbahan dasar lantah atau bergincil berwarna putih. Benang-benang tersebut diwarnai terlebih dahulu sebelum ditenun.Sedangkan pewarnaan menggunakan pewarna alami asli seperti temulawak, kunyit dan kulit pohon manggis.

 

Menurut hikayat lainnya disebutkan pula Kain Sarigading juga mempunyai beberapa motif sebagai pilihan, yang digunakan untuk pengobatan sesuai dengan pesanan si Penanamba (dukun). Diantara kain tersebut terdapat pula motif katutut, kalapa tauman, kaladi air, sarigading laki, sarigading bini, wadi waringin, atau lain sebagainya.

Upaya melestarikan Kain Sarigading

Meskipun sekarang banyak muncul kain-kain tradisional menjadi batik atau kain khas daerah, nama Sarigading tetap menjadi bagian masyarakat suku Banjar. Di tengah meroketnya salah satu kain khas Banjar lainnya, Sasirangan, kain Sarigading tetap terjaga di tengah lintasan generasi dan zaman.

Meskipun begitu warisan leluhur bahari ini pun patut dilestarikan sebagai peninggalan bersejarah dan pusaka orang Banjar. Beruntunglah Kabupaten Hulu Sungai Utara memiliki Husaini. Pemuda asal Desa Cangkering salah satu warga yang berupaya keras melestarikan keberadaan kain Sarigading.Dirinya pun saat ini tengah berjuang mengangkat mengangkat kearifan lokal Hulu Sungai Utara, yang banyak menyimpan kisah sejarah.

Guna melancarkan usaha dengan tujuan mulia ini, pemuda milenial yang dikenal cukup visioner ini, mengawali dengan sowan sekaligus meminta restu kepada silsilah Candi Agung. Dirinya juga meminta izin untuk memberikan sedikit sentuhan modern terhadap kain tenun sarigading tanpa meninggalkan keaslian motif (kekhasannya),

Dalam pengembangan pembuatan kain Sarigading Husaini pun mengajak warga di kampungnya yang merupakan ibu-ibu rumah tangga. Dirinya pun memberikan pelatihan khusus pembuatan kain tenun ikat, yang menjadi ciri khas sebuah kain khas kerajaan Banjar masa lampau yang tak lekang tergerus zaman.

 

 

Kerja keras dan perjuangan Husaini mengangkat Kain Sarigading dalan tenun ikat, mengantarnya masuk dalam posisi nominator Kalimantan Selatan untuk bergabung bersama 20 nominator lainnya dari tujuh ribuan peserta yg mengikuti event Apresiasi Kreasi Indonesia (AKI) Tahun 2023. Program AKI sendiri adalah salah satu Program Pengembangan Ekonomi Kreatif melalui Peningkatan Kapasitas dan Pameran kepada Para Pelaku Ekonomi Kreatif, diselenggarakan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) yang dilead langsung Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno.

“Alhamdulillah ini merupakan upaya kita bersama, bagaimana bisa mengangkat karya terbaik sejarah yang menjadi kain tradisional Kalimantan Selatan melalui kain Sarigading.Tentu butuh kerjasama dan perhatian semuannya agar kain Sarigading tetap lestari,” ujar Husaini kepada awak media, Jumat (28/04/2023).

Pencapaian luar biasa yang dilakukan Husaini ini pun diapresiasi berbagai kalangan. Mereka pun sangat berterima kasih, di tengah modernisasi masih ada anak muda yang berjuang keras membawa kain ikat Sarigading sebagai salah satu kain khas Kalsel dikenalkan secara nasional menuju internasional.

“Ini sungguh pencapaian luar biasa yang patut kita apresiasi. Karena sangat jarang anak muda mau terjun mengangkat kearifan lokal sebagai bagian dari sebuah upaya pelestari. Sungguh kerja yang sangat mulia mengangkat kearifan lokal yang hampir punah, juga akan mengangkat nama daerah hulu sungai utara khususnya.Sudah sepantas kita bersama memberikan dukungan penuh kepada Husaini,” kata Hero Setiawan, salah satu tokoh masyarakat Hulu Sungai Utara.

Menurut pria yang akrab dipanggil Iwan Alabio ini, pengembangan dan kreativitas dari seorang Husaini patut didukung pula semua multistakeholder. Karena itu dirinya berharap Husaini tidak dibiarkan berjalan sendiri dalam upaya mengembangkan pembuatan kain sarigading lebih baik dan profesional.

“Jangan biarkan dia jalan sendirian, sudah saatnya kita bergandengan tangan dalam upaya melestarikan dan mengangkat kain tenun ikat Sarigading, sebagai salah satu simbol warisan budaya Kalimantan Selatan yang bisa dibanggakan,” tutur Iwan Alabio. (Olpah Sari Risanta).

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!