Kota Ambon Yang Diimpikan Jadi Episentrum Musik Dunia

0

Ambon– Sejak dulu Ambon dikenal sebagai kota musik plus gudang musisi terkenal Indonesia dan internasional. Sejumlah penyanyi dan musisi berbakat lahir dari daerah yang berada di kawasan Timur Indonesia.

Sejumlah kalangan termasuk Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno,pun menginginkan Kota Ambon bisa menjadi episentrum musik bukan hanya di tanah air tapi juga di dunia.

Harapan ini setidaknya juga selaras Ambon Music Office (AMO) dan Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon yang ingin mengembangkan Ambon menuju kota musik dunia versi UNESCO.Beberapa saat lalu AMO dan Pemerintah Kota Ambon sempat studi banding ke kota musik UNESCO, Adelaide, Australia, dalam rangka memperkuat kapasitas SDM dan pengalaman menata serta mengembangkan Ambon menuju kota musik dunia versi UNESCO.

Sekedar diketahui Adelaide ditetapkan sebagai UNESCO City of Music pada Oktober 2015. Pengakuan tersebut mendorong pertumbuhan industri musik di kota itu.

 

Menparekraf Sandiaga Uno bermain ukulele bersama anak-anak dan komunitas musik pada acara Workshop Kabupaten/Kota (KaTa) Kreatif di Ambon City Center, Kota Ambon, Minggu (11/9/2022).(Foto-Biro Komunikasi Kemenparekraf).

 

Menparekraf Sandiaga saat menghadiri Workshop Pengembangan Kabupaten/Kota (KaTa) Kreatif di Ambon City Center di Kota Ambon, Maluku, Minggu (11/9/2022), mengajak seluruh pihak untuk menghadirkan berbagai macam event musik dari skala nasional hingga internasional di Kota Ambon yang sudah menjadi bagian dari Jejaring Kota Kreatif UNESCO (UCCN).

“Dengan adanya event musik yang terlibat bukan hanya musisi saja, semuanya terlibat dan berpartisipasi. Sehingga Ambon bisa menjadi magnet dan episentrum musik dunia,” katanya.

Selain itu, saat ini sedang dikembangkan wisata musik yang difokuskan di 10 destinasi tujuan wisata unggulan di lima kecamatan di Kota Ambon. Masing-masing wisata musik tersebut menyuguhkan pertunjukan musik yang unik dan khas.

 

Spirit Sang Menteri, memberikan tandatangan pada ukulele salah satu seniman.(Foto-Biro Komunikasi Kemenparekraf).

 

Pengembangan subsektor ekraf musik kedepannya juga dapat menjadi lokomotif bagi subsektor ekraf terkait lainnya seperti kuliner dan seni pertunjukan.

“Potensi tersebut jika dikembangkan melalui inovasi serta kreativitas, serta didukung oleh promosi dan pemasaran berbasis teknologi yang dapat menjangkau lebih banyak orang, akan sangat mendorong perekonomian daerah dan dapat membuka banyak lapangan kerja,” ujarnya.(Olpah Sari Risanta).

 

 

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!