Kepala BPPSDMP : Petani Milenial, Kunci Sukses Sektor Pertanian  Masa Depan

0

 

Kutai Kertanegara – Memasuki era industri 4.0, optimalisasi penggunaan teknologi guna memudahkan pekerjaan individu, terus digelorakan oleh Kementerian Pertanian (Kementan).

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP)  Dedi Nursyamsi mengatakan, era modernisasi merupakan ladang emas bagi profesi petani. Memilih bertani menjadi sumber mata pencaharian merupakan prospek yang menjanjikan dan berperan penting.

Hal tersebut bukan tanpa sebab, petani merupakan ujung tombak dalam memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat. Tidak ada petani, maka kebutuhan pangan masyarakat akan sulit dipenuhi.

Oleh karenanya Dedi  berharap, stigma akan profesi petani yang kotor dan konvensional dapat terpatahkan terutama pada kalangan anak muda saat ini yang hendak meniti karir.

“Ada dua kunci utama dalam mencapai kesusksesan dalam mengelola sektor pertanian. Yang pertama adalah manfaatkan smart farming dan yang kedua adalah tingkatkan skala usaha melalui akses kredit usaha rakyat (KUR),” kata Dedi.

 

 

Dengan smart farming  menurut Dedi, petani milenial dapat  meningkatkan hasil panen serta menuntaskan zero waste, sehingga meminimalisir produk tani agar dapat terdaur ulang kembali tanpa menghasilkan limbah yang dapat mencemarkan lingkungan.

“Petani milenial dapat  meningkatkan hasil panen serta menuntaskan zero waste, sehingga meminimalisir produk tani agar dapat terdaur ulang kembali tanpa menghasilkan limbah yang dapat mencemarkan lingkungan. tetapi justru dapat menghasilkan cuan,”ujarnya menambahkan.

Saat melakukan kunjungan kerjanya ke Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim),Sabtu (10/9/2022), Dedi Nursyamsi berkesempatan untuk mengunjungi P4S Nasda yang teletak di kecamatan Samboja, kabupaten Kutai Kertanegara. Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP)  ini pun mengapresiasi pemanfaatan smart farming dan pupuk organik dalam budidaya hidroponiknya.

“Solusi pupuk yang mahal perlu kita tingkatkan, efisiensi pemupukan dengan menggunakan pupuk berimbang pupuk organik (kompos) dan pupuk hayati (micro hayati lokal). Saat ini   pupuk mahal, gunakan pupuk organik. Kotoran sapi banyak mengandung nitrogen, pupuk kandang dari kotoran ayam dan kambing banyak mengandung kalium. Petani harus memiliki ilmu pemupukan, perlu meningkatkan cara produksi dengan fertigasi dengan menggunakan sistem grativikasi, sehingga lebih efesien,” pesan Dedi saat berbicara dengan petani millenial Balikpapan.

 

 

Dedi pun menyampaikan pesan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo agar lebih bekerja dan berinovasi serta cermat  dan cepat menanggapi berbagai masalah dalam berusaha tani.Terlebih saat ini kebutuhan pupuk nasional yang mencapai 24 juta ton, namun yang tersedia hanya senilai 9 juta ton.

Sekretaris P4S Nasda Gushai, mengisahkan keputusan besar dalam hidupnya yang diambil, untuk memilih profesi sebagai petani millenial. Saat itu dirinya meninggalkan jabatan sebagai Wakil Direktur Rumah Sakit Swasta, untuk menjadi petani milenial. Dan ternyata keputusannya tersebut tidak salah langkah.

“Dari budidaya hidroponik yang kami jalankan, setiap minggu kami dapat dengan omset Rp40 juta. Kami memiliki lumbung pupuk organik sebagai pupuk organik untuk usaha tani yang ada, tapi belum menyebar, masih untuk memenuhi  keperluan sendiri,” cerita Gushai.

Rasa optimisme juga disampaikan oleh petani lainnya, Ardiansyah. Petani ini pun dengan tegas  mengungkapkan sektor pertanian adalah sektor yang sangat menjanjikan. Ia pun mengajak petani lainnya khususnya petani millenial untuk menjadi PNS.

“Kita harus bisa menjadi PNS (petani non subsidi)!, Jangan terlalu menggantungkan harapan dan kemajuan usaha pada pemerintah atau pihak lain dalam bentuk bantuan. Kita usahakan apa yang bisa kita usahakan. Kita pasti bisa mengatasi masalah kelangkaan pupuk, bibit atau benih. Dan kita juga pasti bisa menguasai pasar. Bersama, berkolaborasi pasti bisa menjadikan kita  petani mandiri yang membanggakan”, ungkapnya optimis.(Olpah Sari Risanta).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!