Startup Peluang Milenial Invansi Pasar Internasional Dengan Ekspor Sawit

0

Jakarta- Ketua Bidang Komunikasi GAPKI (Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia), Tofan Mahdi, mengatakan kaum milineal bisa “go internasional” melalui ekspor  sawit dan produk turunannya, dengan memanfaatkan  kemajuan teknologi digital. Jika sebelumnya ekspor sawit hanya bisa dijajaki perusahaan besar, namun sekarang peluang itu bisa diambil oleh rintisan bisnis atau startup, meski hanya modal terbatas.

Hal ini disampaikan Tofan Mahdi saat berbicara dalam Forum dalam gelar wicara Generasi Sawit bertajuk Sawit Komoditas Ekspor Strategis & Peluang Startup dalam Ekspor Sawit dan Turunannya di Jakarta Pusat, Rabu (29/6/2022).
“Dulu, ekspor memang hanya bisa dijajaki oleh perusahaan besar. Tapi dengan digital, teman-teman [start-up] bisa punya peluang yang sama untuk mengakses pasar global,” ungkap Tofan Mahdi.

 Lebih jauh Tofan membeberkan sektor sawit memiliki peluang besar untuk dikembangkan lebih lanjut. Salah satu pertimbangannya ialah permintaan pasar global yang besar terhadap komoditas sawit. Karena itulah dia menyarankan agar para pelaku perusahaan rintisan untuk menyasar akses pasar kecil, yakni negara-negara yang membutuhkan pasokan produk sawit namun belum terjangkau oleh swasta dan pemerintah.

“Cari peluang-peluang yang mikro atau individual, itu belum tergarap. Kalau perusahaan besar tidak bisa masuk ke situ, mestinya teman-teman skala UMKM bisa masuk,” saran Tofan.

 

 

CEO & Founder ekspor.id Choirul Amin mengatakan bahwa, sawit bukan merupakan komoditi yang rumit untuk di ekspor. Beberapa hal umum yang perlu dipersiapkan diantaranya hanya COA, kemudian masuk ke laboratorium untuk pengecekan produk, lalu mengajukan dan memenuhi persyaratan ekspor ke Kementerian Perdagangan.

“Sangat possible bagi teman-teman yang ingin ekspor sawit, karena memang persyaratan ekspornya tidak terlalu rumit seperti komoditi-komoditi lain. Teman-teman milenial sangat dibutuhkan sekarang ini untuk membantu petani menjualkan produknya ke luar negeri,” kata Amin.

Diakui Amin, dalam memulai ekspor, di awal memang membutuhkan usaha lebih terkait pengurusan legalitas dan persyaratan lain yang harus dipenuhi. Namun, ketika sudah melakukan ekspor dengan legalitas dan persyaratan yang sudah dipenuhi sebelumnya maka hanya tinggal melakukan promosi untuk melakukan kegiatan ekspor selanjutnya.

Sementara itu Owner Creabrush Indonesia, Febri Yunarta dalam sharing session-nya mengatakan, “Animo dan potensi ekspor produk kelapa sawit Indonesia di pasar global cukup bagus dan menjanjikan. Hal ini lantaran, pasar luar negeri saat ini tengah menggaungkan produk-produk eco-friendly”.

Perlu diketahui, Creabrush Indonesia saat ini sudah mampu mengolah lukisan, tas, sendal, cover book, bahkan kotak tisu dari lidi dan tandan kosong kelapa sawit. Pemasaran produk-produk tersebut sudah dilakukan melalui platform digital. Bahkan, produk-produk tersebut sudah dikenalkan ke Tiongkok dan dalam berbagai pameran lain.

Kelapa sawit merupakan sumber devisa ekspor terbesar bagi Indonesia. Terbukti dalam kondisi pandemi Covid-19 di tahun 2021, data GAPKI mencatat, komoditas sawit mampu menyumbangkan devisa ekspor senilai US$35 miliar atau lebih dari Rp500 triliun. Kembali terbukanya keran ekspor sawit menjadi peluang bagi pelaku usaha skala besar, UMKM, petani, bahkan generasi muda untuk melakukan ekspor sawit dan produk turunannya.

Perlu di-highlight bahwa potensi ekspor kelapa sawit tidak hanya terbuka untuk produk utama komoditas tersebut yang berupa minyak, tetapi sangat luas dalam bentuk produk turunannya. Bahkan menariknya, limbah kering yang berupa tandan kosong kelapa sawit dan cangkang atau bungkil sawit serta limbah cair kelapa sawit memiliki nilai guna dan ekonomis yang sangat tinggi.(Olpah Sari Risanta).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!