Gelar Webinar, Kementan Berbagi Kiat Cerdas Beternak Sapi di Tengah PMK

0

 

Banjarbaru – Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) telah menyebar di 19 Provinsi. Kementerian Pertanian melalui unit-unit kerjanya melakukan langkah solutif untuk mengatasi PMK. Di antaranya dengan mengadakan Posko, Tata Kelola lalu lintas ternak, bantuan obat, vitamin, vaksinasi, pelatihan-pelatihan dan Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE).

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo meminta masyarakat tidak panik menanggapi kondisi tersebut.

“PMK dapat ditangani, tidak perlu panik. PMK dapat disembuhkan dengan tingkat kematian yang relatif rendah. PMK tidak membahayakan manusia, dengan daging manusia bisa dikonsumsi dengan protokol pemotongan yang baik,” ujar Mentan Syahrul.

Langkah solutif dan antisipatif telah ditempuh Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), yang secara teknis dilaksanakan oleh UPT Pelatihan dan Pendidikan Pertanian.

Seluruh komponen di bawah BPPSDMP wajib turun, terutama tenaga medik dan paramedik, untuk peran aktif menanggulangi penyebaran PMK.

“Semua harus turun ke lapangan,” seru Kepala BPPSDMP, Dedi Nursyamsi.

Untuk segera memutus penyebaran PMK, sebanyak 86 kegiatan telah diselenggarakan BPPSDMP di hampir seluruh wilayah Indonesia. Kegiatan tersebut dilakukan dalam bentuk Pelatihan, Bimbingan Teknis, Sosialisasi, Pendampingan, Webinar, Desinfektan Kandang, Vaksinasi, hingga Pengobatan Hewan Ternak.

Kegiatan tersebut juga dilaksanakan oleh semua Unit Pelaksana Teknis (UPT) BPPSDMP, Kementan, baik UPT Pelatihan, dan Pendidikan yang ada di seluruh Indonesia.

Salah satu kegiatan sosialisasi dan pencegahan terkait PMK juga dilakukan oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pendidikan, yang kali ini menggelar Milenial Agriculture Forum (MAF). MAF episode kali ini di gelar di UPT Pendidikan di Kalimantan Selatan yakni SMK-PP Negeri Banjarbaru.

Kali ini MAF Volume 3 Edisi 26 mengangkat Judul terkait PMK yaitu: “Kiat Cerdas Beternak Sapi di Tengah Kondisi PMK, via zoom meeting, Sabtu (02/07/2022).Budi Santoso, selaku Kepala SMK PP Negeru Banjarbaru, pada kesempatan ini menyampaikan,update terkini terkait wabah PMK di tanah air.

”Saat ini Indonesia sedang dilanda wabah PMK, yang update terakhir ada 19 Provinsi yang terserang, jadi kita mengambil tema ini untuk membantu peternak dan melaksanakan dukungan terhadap penanganan wabah ini”, ungkapnya, saat memberikan sambutan pada Milenial Agriculture Forum (MAF).

 

Sementara itu dalam pembukaan MAF ini Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi memberikan arahan, terkait kondisi terbaru krisis pangan global.

“Kita sekarang dalam kondisi krisis pangan global, karena bangsa yang maju harus bisa mencukupi pangan bagi rakyatnya. Wabah PMK ini tidak lepas dari adanya climate change, akibat nya adanya peningkatan PMk di negara asia, termasuk Indonesia, yang dulunya bebas dari PMK”, terangnya, saat membuka kegiatan Milenial Agriculture Forum (MAF).

Lebih jauh Dedi mengingatkan agar semua pihak meningkatkan kewaspadaan dan kehati-hatian dengan wabah PMK tersebut. Apalagi kini PMK juga sudah masuk ke Kalimantan Selatan

“Kehati-hatian kita terhadap PMK ini harus terus ditingkatkan, karena dari info bahwa PMK sudah masuk Kalimantan Selatan. Oleh karena itu,  para petani milenial, P4S, dinas terkait, Poktan, dan Gapoktan, mari ikut menjaga ternak masing-masing,karena PMK ini bisa menyebar lewat udara dan jangan ada pergerakan ternak dari wilayah yang sudah terkena”, sebut Dedi Nursyamsi.

Dedi menambahkan Jadi pangan jangan bersoal dan terganggu, termasuk stok daging jangan sampai tidak tersedia apalagi dengan model integrasi sawit dan sapi yang bisa dikembangkan di Kalimantan Selatan, karena ini sangat menguntungkan apalagi dengan diadakan MAF ini terkait integrasi Sawit dan Sapi.

Peserta MAF kali ini menghadirkan 2 (dua) narasumber kompeten, diantaranya Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Prov. Kalsel, drh. HJ Suparmi MS. Dalamforum ini Suparmi menjelaskan bahwa Kalsel sudah termasuk kena PMK namun masih di bawah zona merah (ringan). Sehingga Provinsi Kalsel tentunya melakukan berbagai upaya termasuk dengan Kementan RI.

Saat ini sebut Suparmi, Kalsel hanya menyetok sapi dari daerah yang belum terkena PMK. Meskipun begitu, menurutnya daging ternak yang terkena PMK masih bisa di komsumsi dengan penangangan tertentu dan ternak yang terkena bisa di obati, salah satunya vaksin dari Kementerian Pertanian.

Sementara itu narasumber kedua yang dihadirkan adalah  Wahyu Darsono, Direktur PT.Simbiosis Karya Agroindustri atau SISKA, Kalimantan Selatan. PT SISKA sendiri bergerak pada peternakan sapi. Sekedar diketahui PT. Siska sudah bergerak dalam integrasi sapi dan sawit, yang merupakan model usaha pertanian yang menguntungkan.Hal ini sangat mendukung upaya pemerintah dalam pengadaan daging saping, karena di Kalsel sendiri kebutuhan akan daging sapi dan sapi masih kurang.

Wahyu Darsono sendiri melalui kesempatan MAF ini, mengajak petani milenial bisa mencobanya.Salah satunya bisa ikut menjadi peserta pemagangan dalam Program Yess dari Kementan, untuk tahap pengenalan awal.(Olpah Sari Risanta).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!