Program BEDAKAN Cara Smart Tingkatkan Nilai Tambah Komoditas Cokelat Ekasari Jembrana Bali

0

Jembrana, Bali – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno mendukung peningkatan nilai tambah komoditas cokelat di Kabupaten Jembrana melalui program BEDAKAN (Bedah Desain Kemasan).

Saat meninjau langsung kebun kakao di Desa Ekasari, Jembrana, Bali, (23/2/2022), Sandiaga Uno menjelaskan pemerintah akan menghadirkan program yang tepat sasaran, tepat manfaat, dan tepat waktu untuk membangkitkan ekonomi dan membuka lapangan kerja seluas-luasnya.

“Kami di Kemenparekraf mengapresiasi langkah yang inovatif ini dan nanti akan kita bantu pengemasannya dalam program BEDAKAN (Bedah Desain Kemasan). Sehingga ada add value atau nilai tambah dari setiap produk yang dihasilkan. Program ini diharapkan mampu membangkitkan ekonomi dan membuka lapangan kerja seluas-luasnya,” kata Sandiaga Uno.

Seperti diketahui, kakao dari Kabupaten Jembrana merupakan salah satu bahan baku cokelat terbaik di dunia yang telah diekspor ke berbagai negara di Eropa. Keunikan yang dimiliki Kakao Jembrana, Bali,  adalah aroma khas biji kakao , yang berbeda dibandingkan dengan kawasan lainnya di Indonesia.

 


Keberadaan Kakao Jembrana Bali sendiri sangat menarik perhatian Menparekraf Sandiaga Uno. Dia pun juga sempat memetik kakao hingga melihat proses pembuatannya menjadi kemasan cokelat mulai dari memetik, memfermentasi, dan mengeringkan.
“Untuk program ekspor kami memiliki program Bangga Buatan Indonesia dan Indonesia Spice Up The World, kita ingin sekali-kali melepas cokelat dari Jembrana ke mancanegara,” ujar Sandiaga Uno.

Ia juga menjelaskan pasar ekspor sangat terbuka, karena selama ini masyarakat dimanjakan dengan produk-produk cokelat Belgia, cokelat Swiss, dan secara tidak sadar mengkonsumsi biji cokelat dari tanah air.

“Cokelat diekspor ke luar negeri, diolah di sana, dikemas di sana, dan dijual kembali ke tanah air. Kita membeli dengan harga mahal. Sehingga nilai tambahnya dan lapangan pekerjaannya tidak dirasakan oleh putra-putri bangsa sendiri. Ini yang akan kita ubah sebagai potensi,” jelasnya.

 

Menparekraf juga ingin mengubah pola pikir dari konsumen Indonesia, yang selama ini mengkonsumsi cokelat-cokelat dari luar negeri. Karena masyarakat harus Bangga Buatan Indonesia. Ekspor produk ekonomi kreatif tahun lalu tembus Rp21 miliar dolar AS itu belum termasuk produk kuliner yang lebih luas atau hanya dari fesyen dan kriya.

“Saya inginkan nanti baik cokelat, kopi, dan sebagainya, ikut dalam program Indonesia Spice Up The World sehingga ekonomi bangkit dan lapangan kerja kembali terbuka,” pungkasnya.(Olpah Sari Risanta).

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!