Potret Karakteristik Penduduk Kalimantan Selatan Di Antara Lintasan Waktu

0

 

Oleh Abd Munir MSc

Waktu lampau pulau Kalimantan yang terkenal dengan rimba belantaranya yang subur. Kalimantan penuh dengan pepohonan besar dan kecil ,dengan luas area yang jauh lebih besar daripada pulau Jawa. Namin kini berangsur-angsur hijaunya mulai memudar karena galian batu bara dan pembangunan area perumahan. Begitu pula Kalimantan Selatan dahulu dikenal dengan hutannya yang masih lebat dan perawan dengan jenis kayu ulin, galam dan rotan serta dengan tanaman padi di tanah gambut, juga mulai dipadati penduduk. Penduduknya pun pada zaman dahulu dikenal sebagai perantau pedagang  suka madam (merantau dan menetap di tempat tujuan). Ketika itu penduduknya masih sedikit dan jarang. Namun, sejak era 1980-an hingga kini berkembang cukup pesat.

Sensus tahun 2020 menunjukkan penduduk Kalimantan Selatan berjumlah 4.303.979 jiwa, tersebar di 13 kabupaten dan kota, seperti tampak terlihat pada diagram ini :

 

 

Gambar di atas menunjukkan dengan jelas bahwa penduduk Kota Banjarmasin paling besar jumlahmya (715.703) disusul Kabupaten Banjar (596.001), Tanbu (368.362), Tanah Laut (348.623) dan Kotabaru(347.399). Sedangkan penduduk di Banua Enam (Tapin, HSS, HST, HSU, Tanjung dan Balangan) tergolong rendah. Dalam sejarah orang-orang Kalua, Alabio, Nagara, Amuntai dan sekitarnya berjiwa pedagang-perantau yang melanglang buana ke Kalteng, Kaltim, Jatim, NTB, Tambilahan Riau Daratan hingga Malaysia dan Arab Saudi. Begitu pula dengan masyarakat Dayak Bakumpai di Marabahan lebih banyak bermukim di Kalteng dan Kalsel.

Yang terakhir ini berdampak pada apa yang disebut dengan brain drain, yakni hilngnya SDM lokal yang berkualitas. Sementara Ketika masa Orba proyek pemindahan penduduk dari daerah miskin di Jawa dan Bali berduyun-duyun menuju unit-unit permukiman transmigran di sekitar Anjir, Tamban, Barambai, Puntik, dan Madastana. Ternyata pola gerak sosial itu sudah berubah. Ribuan pelajar SMA Kalsel menruskan menuntut ilmu di Jatim, Jateng, Jogja, Jabar dan sekitarnya. Namun mobilitas ini hanya bersifat sementara sebagai migrasi non permanen.

 Sejarah Orang Banjar dan Dayak

Syahdan, ketika Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah masih bersatu pemerintahan Hindia Belanda daerah ini didiami penduduk asli suku Dayak Ngaju, Maanyan serta suku Dayak lainnya seperti Tunjung, Ot Danum, termasuk Benuaq dan Klemantan dll. Namun, di samping suku Bugis, Bajau dan Makassar di pesisir Pagatan dan Kotabaru serta orang-orang Jawa khusunya bercocok tanam di sekitar Landasan Ulin Banjarbaru. Akan tetapi, berbeda dengan kedatangan orang-orang Madura di kecamatan Pengaron dan Sungkai Kabupaten Banjar, mereka adalah hasil rekayasa kolonial Belanda dalam rangka menggarap perkebunan dan “mengamankan” dan mengeksplorasi galian batu bara di lembah kaki Meratus yang luas dan subur itu.

Penduduk Kalimantan Selatan berlipat-ganda dalam 40 tahun sekali, sejak sebelum 1960 ke 1980 dan akhirnya ke masa sekarang tahun 2022 ini. Tercatat sudah tiga kali mengalami pertumbuhan yang pesat yaitu tiga kali lipat lebih, khususnya kota Banjarmasin, karena ketika tahun 1960 berjumlah sekitar 212.683 jiwa melonjak menjadi 715.703 jiwa lebih pada tahun 2020. Hal ini dikarenakan masa demam kayu tahun 1960-an dan 197-an disambung dengan pengoprasian pabrik saw mill dan pabrik kayu lapis di daerah Banjar Raya dan Trisakti di bibir sungai Barito yang dahulu menyerap puluhan ribu tenaga kerja termasuk dari Provinsi Jawa Timur dan Tengah. Tak hanya itu masa booming batu bara sekitar tahun 2000-an yang memicu tak sedikit migrasi masuk pencari kerja dari luar provinsi turut memicu pertambahan penduduk Kalimantan Selatan.

 

 

Program dan Kebijakan Kependudukan

Dikarenakan lonjakan angka pertumbuhan penduduk yang begitu tajam di era orde lama sekitar 1960 hingga 1970, pada saat itu jumlah anak dalam keluarga di atas lima dan enam orang. Lalu diciptakanlah Task Force oleh Gubernur Subarjo yang bermarkas di Kantor Gubernur, Jalan Sudirman Banjarmasin. Kemudian berdiri LKBN (Lembaga Keluarga Berencana Nasional) beralamat di Jl. Niaga Timur, Pasar Baru. Program keluarga berencana tak lepas dari pendahulunya PKBI dan dibantu oleh IBI dari Depkes kemudian tokoh-tokoh masyarakat hingga diterima masyarakat luas di seluruh provinsi ini. Walupun pada awal-awalnya sempat ditolak secara agamis dan keluarga yang tradisional masih tetap mempertahankan dengan keluarga besarnya dan mitos banyak anak banyak rezeki.

Potret demografi sosial masyarakat Banjar sempat tercoreng karena jumlah pernikahan dini tinggi, angka kematian ibu dan anak tinggi, dan indeks pembangunan manusia masih rendah.  Akhir-akhir ini telah membaik. Tingginya angka perkawinan remaja disebabkan banyak faktor religiusitas, moral remaja di alam serba terakses, dan faktor sosial ekonomi.  Bahkan masalah nikah dini sangat mendasar apabila dipandang dari segi moral keagamaan.

 

Upaya menurunkan laju pertumbuhan penduduk dikategorikan berhasil cukup signifikan tetapi angka kepadatan perkotaan terus menerus bertambah daari arus migrasi masuk pencari pekerjaan yang dapat mengganggu daya tampung alam  dan daya dukung lingkungan khususnya untuk Banjarmasin yang dijuluki kota Seribu Sungai dan tanah gambut. Barito dan Martapura tak mungkin untuk menampung kehidupan manusia, atau tak seperti zaman dahulu sungai dijadikan kehidupan ekonomis dan kebutuhan sehari-hari seperti transportasi dan MCK. Barito dan Martapura yang dangkal penuh sampah dan tercemar virus koli malah menjadi faktor rendahnya IPM Kalsel.Hal ini ditambah dengan aspek kesehatan dan dengan guyuran hujan lebat malapetaka banjir rob yang pernah dua kali melanda di tahun 2020 yang lalu.

Karakteristik penduduk Kalsel tak hanya harus mampu hidup dalam persaingan mencari pekerjaan dan kompetitif dalam bekerja tetapi juga mesti sanggup dan terbiasa menghadapi prediksi  force majeur yang terjadi di luar perhitungan manusia seperti kepadatan dan kemacetan lalu lintas serta kemungkinan banjir rob dan guyuran hujan lebat di akhir dan awal tahun.

 

*Penulis adalah Dosen STIE Pancasetia Banjarmasin.

 

 

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!