Suatu Siang Bersama Tofan Mahdi, Penulis Buku Pena Di Atas Langit 2

0

 

Rabu siang (15/12/2021) , merupakan hari tak terduga bagi saya karena untuk pertama kalinya bisa bertemu lebih dekat dengan salah satu tokoh pers nasional dan penulis buku inspiratif “ Pena Di Atas Langit” , Tofan Mahdi. Maklum saja, bisa bertemu dengan penulis idolanya jurnalis terbilang susah. Apalagi sejak berkiprah di industri sawit, mantan Wakil Pemimpin Redaksi Jawa Pos ini, banyak berkutat kesibukan termasuk melakukan kunjungan ke sejumlah kota dan negara.

Beruntunglah saat acara Borneo Palm Oil Forum ke-4, yang diselenggarakan di Calamus Ballroom, Hotel Rattan Inn, Banjarmasin, saya bisa berbincang-bincang langsung empat mata, di antara hiruk pikuk acara forum pelaku industri sawit nasional. Senyum ramah dan sapaan penuh persaudaraan, mengawali perjumpaan dengan pria yang sehari-hari adalah Senior Vice President (SVP)  of Communication and Public Affairs PT Astra Agro Lestari Tbk.

“Apa kabar Bang Risanta, wah selamat udah menjuarai lomba menulis artikel sawit. Keren, tulisan pian berkualitas dan semua juri ngasih nilai tinggi yang sama.sekali lagi selamat ya,” sapa Tofan Mahdi, saat menghampiri saya yang tengah asik menjepret sejumlah momen pertemuan para tokoh sawit nasional dan pejabat teras Pemprov Kalsel dan Kaltim.

 

Tofan Mahdi dan Jupita, Ketua Bidang Pemasaran GAPKI Kaltim

 

Pujian sang maestro jurnalistik membuat saya tersipu, maklum saja kemampuan menulis saya dibawah penulis Pena Di Atas Langit 2 dan belum apa-apanya.Meskipun demikian tidak gampang bagi seorang Tofan Mahdi memberikan pujian atau apresiasi kepada seseorang yang dianggap memberikan kontribusi positif dan prestasi. Saya pun bersyukur tanpa harus jumawa, meskipun sudah menyabet penghargaan bergengsi memenangkan kompetisi menulis bersama sahabat saya Nurcholis Huda (wartawan Banjarmasin Post), yang diselenggarakan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) di penghujung tahun 2021.

“Semangat untuk menulis itu tetap ada dimana pun. Karena itulah teruskan Bang Risanta, memberikan kabar-kabar baik melalui pena pian, terutama fakta yang sebenar-benarnya, termasuk soal industri sawit yang berkontribusi positif bagi perekonomian Indonesia,” katanya sambil menemani Ketua GAPKI Pusat, Joko Supriyono, menunggu kedatangan Gubernur Kalsel, H.Sahbirin Noor, di lobbi depan Calamus Ballroom Hotel Rattan Inn, Banjarmasin, Rabu (15/12/2021) lalu.

Diskusi ringan kami pun berlanjut sebelum acara pembukaan Borneo Palm Oil Forum ke-4 dimulai. Tofan Mahdi pun bercerita bagaimana membangun komunikasi yang baik dengan semua kalangan termasuk media, menceritakan fakta dan kisah yang sebenarnya tentang industri kelapa sawit beserta turunanya.

“Perlu pemahaman yang komprehensif tentang sawit itu, jangan sepotong-sepotong.Kami sependapat dengan ide dan masukkan Bang Risanta, bagaimana kita masifkan pengetahuan-pengetahuan kepada masyarakat luas termasuk juga di kampus.Minimal 3 bulan sekali ada kegiatan edukasi dan seminar tentang industri sawit menunjang perekonomian Indonesia,” terang Tofan Mahdi sembari membetulkan kacamatanya.

 

Penulis bersama Tofan Mahdi dan Yuliani, Tim Sekretariat Gapki Kalsel dalam Borneo Palm Oil Forum Ke-4 Tahun 2021.

 

Tofan juga menceritakan bagaimana gencarnya pesaing industri ini dengan kampanye negatifnya.Karena itulah mereka menyikapi dengan bijak dan cerdas.Karena serangan kampanye hitam yang dilakukan sebagai bentuk lain dampak persaingan industri global.Karena itulah Pemerintah dan kawan-kawan industri terutama di Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI)  tetap melakukan langkah-langkah strategis menjaga sawit Indonesia.

Perbincangan kami pun semakin seru, termasuk bagaimana peran pemerintah melakukan upaya diplomasi, advokasi, dan kampanye positif terhadap kampanye negatif yang ditunjukkan kepada kelapa sawit. Kami pun mengapresiasi pula bagaimana  dalam siaran resminya Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartanto, menegaskan sikap pemerintah Indonesia secara resmi gugatan di WTO terkait kebijakan diskriminasi terhadap kelapa sawit.

Tofan pun memberikan data-data terbaru terkait perkembangan terbaru industri perkelapa-sawitan Indonesia. Sebagai produsen minyak sawit utama yang menguasai 55% pangsa pasar dunia dan komoditas ini berkonstribusi terhadap 3,5% pertumbuhan ekonomi nasional. Dan belakangan pula Ketua GAPKI Pusat, Joko Supriyono menegaskan kembali sumbangan devisa dari ekspor minyak sawit tahun 2021 diperkirakan mencapai USD 35 miliar (sekitar Ro 507 triliun) atau naik 52% dibandingkan tahun 2020. Ini merupakan pencapaian tertinggi dalam sejarah industri minyak sawit Indonesia.

“Ini nilai positif dan membanggakan Indonesia, masyarakat harus melek info-info yang benar dan membawa kebaikan bagi kesejahteraan terutama dari sektor perkebunan,” ujarnya lagi.

 

 

Meskipun hanya dalam belasan menit pertemuan ini begitu berarti bagi saya. Karena banyak hal selain sawit yang bisa diketahui, termasuk bagaimana sempat-sempatnya Tofan Mahdi menuliskan perjalanan dan terangkai dengan kalimat santai dan enak. Bagi saya pribadi ini inspiring sekali, bisa memberikan motivasi siapa pun untuk menulis. If there’s a book that you want to read, but it hasn’t been written yet, then you must write it, seperti kata Toni Morrison, yang mengantar Romannya Beloved memenangkan Penghargaan Pulitzer pada 1988.

Kejutan di penghujung pertemuan singkat, tiba-tiba Tofan Mahdi menyerahkan buku Pena Di Atas Langit 2. Buku yang saya tunggu beredar di Gramedia Banjarmasin. Namun keberuntungan bagi saya, bisa diberikan langsung sang penulis. Hem, do something today that your future self will thank you for, terima kasih Mas Tofan Mahdi. (Muhammad Risanta).

 

 

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!