Industri Kelapa Sawit  Tetap Produktif Di Tengah Pandemi

0

Hadi Sugeng Wahyudiono : Kuncinya Pengelolaan Yang Baik dan Patuhi Prokes

 Banjarmasin – Industri perkebunan kelapa sawit membuktikan sebagai salah satu sektor usaha tetap tangguh di tengah pandemi Covid-19.Bahkan sektor ini memberikan kontribusi sangat positif bagi perekonomian Indonesia.Tidaklah heran jika dalam setahun terakhir sawit pun menjadi pusat perhatian nasional.

Selama pandemi perkebunan kelapa sawit tetap beroperasi dengan sangat baik dan produktif. Salah satu kuncinya adalah kepedulian dan kepatuhan  yang sangat tinggi dari para pelaku usaha sawit di tanah air, terkait penerapan protokol kesehatan di semua rantai pasokan.

Hal ini ditegaskan M Hadi Sugeng Wahyudiono, Ketua Bidang Implementasi ISPO GAPKI Pusat, saat berbicara dalam seminar Borneo Palm Oil Forum ke-4, di Calamus Ballroom Hotel Rattan Inn Banjarmasin, Kamis (16/12/2021).

“Sekedar diketahui perusahaan-perusahaan yang merupakan anggota GAPKI, benar-benar komitmen menerapkan protokol kesehatan.Hal ini diterapkan dengan baik di lapangan dengan terbentuknya tim khusus (pandemic working time) yang berfungsi mengkoordinir kegiatan-kegiatan pencegahan,pemantuan,penanganan,dan awareness Covid-19, termasuk menerapkan WFH dan WFO ,”tegas Hadi Sugeng Wahyudiono.

 

 

 

Hadi pun menjelaskan bahwa  perkebunan kelapa sawit termasuk memiliki karakteristik banyak terjadi kontak baik kelompok pekerja maupun person di lapangan. Karena itulah GAPKI juga sudah membuat panduan yang mengikuti instruksi pemerintah, seperti menyiapkan sanitasi, cuci tangan, jaga jarak dan sebagainya upaya pencegahan terhadap penyebaran virus Covid-19.

“Alhamdulillah semua yang dilakukan memberikan dampak positif dan baik,  terbukti membuat sebagian besar kebun masih berjalan baik dan normal dan  minim isu PHK, minim  isu kasus Covid-19. Ini terjadi karena SOP yang ketat termasuk dalam menerima tamu,” jelas  pria yang sehari-hari adalah Deputi Direktur Plantation Upkeep & Fertilizer, Research & Development dan Plantation Operation PT Astra Agro Lestri Tbk ,area Sumatera.

 

 

Lalu bagaimana menyikapi situasi pandemi yang mengharuskan perusahaan-perusahaan sawit beradaptasi ?.Hadi pun memaparkan kondisi seperti ini memberikan hikmah dan cerita tersendiri bagi industri sawit.Karena itulah tidak ada kata lain menurutnya digitalisasi adalah keharusan. Karena selama pandemi operasional kebun tetap harus berjalan jalan dengan baik, meskipun tidak ada aktivitas kunjungan-kunjungan lapangan.

“Ada pengembangan sejumlah aplikasi berbasis digital untuk memudahkan dan meningkatkan kinerja perusahaan.Salah satu contohnya pada Astra Agro Lestari Tbk dengan aplikasi DINDA dan MELLI. Dengan aplikasi yang didukung teknologi komunikasi, dapat diketahui kondisi kebun, kegiatan pekerja di lapangan akan diketahui dia sedang melakukan apa,” cerita Hadi Sugeng.

 

 

DINDA atau daily indicator of Astra Agro. Aplikasi ini fokus dalam hal pengembangan model sistem yang mendukung konsep operasional excellent. Sistem yang dibuat juga memfasilitasi manajemen untuk mengembangkan kerja-kerja yang efektif dan efisien.

 

 

Ditambahnya dengan digitalisasi tersebut, analisis dan keputusan dapat diambil lebih cepat, tepat, dan akurat, seperti pemupukan akan lebih efisien dan tepat waktu dan tepat dosis. Aplikasi DINDA (Daily Indicator of Astra Agro) sendiri lebih fokus pada  pengembangan model sistem yang mendukung operasional.

“Sistem yang dibuat juga memfasilitasi manajemen untuk mengembangkan kerja-kerja yang efektif dan efisien.Karena itulah pengelolaan perkebunan yang efektif dan produktif adalah kunci utama keberlanjutan industri, yakni melalui penerapan tehnologi digitalisasi tepat guna,” tambahnya.

 

 

Bagaimana dengan Kalimantan Selatan ? Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Selatan, Roy Rizali Anwar, mengatakan di bawah kepemimpinan Gubernur H.Sahbirin Noor, provinsi ini sangat komitmen mendukung perkebunan sawit berkelanjutan.

Guna merealisasikan itu pihaknyan tengah Rencana Aksi Daerah Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan ( RAD KSB) 2021-2024 yang menyasar pada penguatan data, koordinasi dan Infra struktur, peningkatan kapasitas dan kapabilitas pekebun, pengelolaan lingkungan,tata kelola perkebunan dan penanganan sengketa serta percepatan Sertifikasi perkebunan berkelanjutan.

“Industri kelapa sawit bagi Kalsel berkontribusi positif sebagai sektor penyumbang devisa nomor dua setelah sektor tambang. Komoditas sawit merupakan ekspor tertinggi di sektor pertanian di Kalsel dan menyerap tenaga kerja cukup tinggi yakni mencapai 72 ribu lebih. Industri hilirisawi kelapa sawit mengalami peningkatan, seperti biodisel, minyak goreng, produk turunan lainnya,”kata Sekdaprov Kalsel, Roy Rizali Anwar.

Pemerintah dalam Rencana Aksi Daerah Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan ( RAD KSB) 2021-2024, terkait tata kelola perkebunan, sebut Roy Rizali Anwar, mendorong percepatan realisasi kewajiban perusahaan dalam memfasilitasi pembangunan kebun kelapa sawit berkelanjutan bagi masyarakat. Realisasi nya baru 90, 544,54 hektare ( 67%) dari target seluas 135.011, 56 hektare.

“Langkah yang dilakukan juga menyasar kepada percepatan realisasi. Dengan mendorong realisasi pembangunan kebun plasma dan Kemitraan tetap dengan pekebun swadaya untuk pemenuhan pembangunan kebun plasma,” sebutnya. (Olpah Sari Risanta).

 

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!