Alhamdulillah Sawit Indonesia Tahan Banting Di Pandemi Covid-19

Borneo Palm Oil Forum Ke-4, Menguatkan Kolaborasi Pemerintah Dan Pelaku Usaha Industri Kelapa Sawit Berkelanjutan

Banjarmasin –Industri kelapa sawit adalah salah satu industri besar nasional yang tidak terdampak negatif pandemi Covid-19. Catatan bagus sektor ini mampu memberikan kontribusi manis terbesar kepada Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Tak heran jika industri sawit itu, dinilai strategis bagi perekonomian nasional.

Kinerja industri sawit nasional pun menggembirakan, yang terlihat dari kontribusi mencapai 13,50 persen terhadap ekspor non migas. Sedangkan bagi PDB Indonesia kontribusinya adalah 3,50 persen.Hal ini juga mengukuhkan Indonesia sebagai produsen utama dunia dengan menduduki peringkat pertama dengan produksi mencapai 47,38 juta ton saat moratorium diterapkan pada 2018 (rilis Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI)).

Selama pandemi Covid-19, semangat memberikan hasil nyata untuk negeri terus dilakukan. Salah satunya penerapan protokol pencegahan covid-19 di perkebunan maupun perumahan karyawan diterapkan dengan sangat ketat.Dukungan terhadap program vaksinasi nasional dalam rangka mempercepat kekebalan kelompok (herd immunity) gencar dilakukan di sejumlah perusahaan perkebunan kelapa sawit.

“Alhamdulillah pandemi Covid-19, tidak berpengaruh bagi industri sawit, termasuk produksi CPO maupun produk turunan lainnya. Bahkan ada kecenderungan makin meningkat harganya karena peningkatan volume kebutuhan sabun dan hand sanitizer serta kebutuhan untuk bio-energi .Meskipun masih menghadapi situasi pasar yang makin kompetitif dan kompleks karena persaingan dengan minyak nabati lainnya yang berlomba-lomba merebut pasar di negara konsumen..,” terang Totok Dewanto, praktisi industri sawit, kepada wartawan, Sabtu (11/12/2021).

Totok Dewanto, Ketua Panitia Pelaksana Borneo Palm Oil Forum Forum Ke-4.

Terkait itu isu-isu terkini dan perkembangan industri kelapa sawit berkelanjutan, ungkap Totok Dewanto, Gabungan Pengusaha Kepala Sawit Indonesia (GAPKI) se-Kalimantan menggelar Borneo Palm Oil Forum Forum Ke-4 Tahun 2020 atau BF4 . Kegiatan yang dipusatkan di Banjarmasin, 15-16 Desember 2021,akan diisi dengan beragam acara mulai seminar, klinik bisnis dan pameran industri sawit secara virtual.Acara Borneo Palm Oil Forum Forum Ke-4 Tahun 2020 dilakukan secara online dan offline (hybrid).

Pada seminar tersebut bakal membahas dan saling sharing berbagai aspek tentang industri perkelapasawitan dari hulu ke hilir secara nasional dengan narasumber yang memiliki kompetensi di bidangnya. Sedangkan klinis bisnis merupakan program-program pemberdayaan sebagai upaya peningkatan daya saing industri kelapa sawit dan konsultasi para pelaku usaha kelapa sawit dengan berbagai pihak yang juga sebagai mitra pendukung kinerja industri kelapa sawit.

“Borneo Palm Oil Forum Forum Tahun 2020, merupakan wadah atau forum para stakeholders perkelapasawitan untuk berdiskusi dan mengurai issue-issue strategis kelapa sawit khususnya di Kalimantan. Tujuannya salah satunya adalah merumuskan solusi yang direkomendasikan untuk ditindak lanjuti secara bersama oleh para pemangku kepentingan industri kelapa sawit,” ujar Totok Dewanto, yang juga Ketua Panitia pelaksana didampingi Hero Setiawan, Sekretaris Panitia Pelaksana Borneo Palm Oil Forum Forum Tahun 2020.

Aktivitas pekerja di perkebunan sawit di Kalimantan Selatan, tetap menerapkan protokol kesehatan.

Borneo Palm Oil Forum Forum Tahun 2020, yang menghadirkan keynote speaker Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Dr (HC) Airlangga Hartanto, Gubernur Kalsel Dr (HC) H.Sahbirin Noor dan Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Pusat, Joko Supriyono, diharapkan menjadi ajang diskusi dan masuk berharga melalui Peran serta Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dalam memberikan solusi atas permasalahan yang dihadapi pelaku industri kelapa sawit.

“Harapannya pula melalui forum ini juga ada hasil yang direkomendasikan yang mendorong percepatan pelaksanaan hilirisasi industri kelapa sawit yang mengarah kepada swasembada energi. Disamping itu adanya komitmen dari perusahaan perkebunan untuk melaksanakan kemitraan, tata kelola dan pengembangan industri kelapa sawit yang berkelanjutan”beber Totok.

Digitalisasi Industri Sawit di Masa Pandemi Covid 19.

Sekedar diketahui perkebunan kelapa sawit dan pabrik kelapa sawit telah tersebar lebih dari 200 kabupaten di Indonesia. Data GAPKI menyebutkan produksi minyak sawit mentah (CPO), minyak sawit inti (PKO), dan biomass telah menjadi penopang perekonomian bagi daerah-daerah sentra industri sawit, yang tersebar di Sumatera,Kalimantan dan Sulawesi.

Salah satu Pabrik Minyak Kelapa Sawit di Kalimantan Selatan

Perkembangan yang cukup pesat dari industri sawit baik hulu maupun hilir, terlihat dari berkembangnya produk olahan, baik produk setengah jadi maupun produk jadi, termasuk di dalamnya, industri oleo pangan, industri oleokimia, biolubrikan, biofarmasi, dan bioenergi (biodiesel, biopremium, bioavtur), termasuk juga hidupnya jasa perdagangan.

Sepanjang Januari hingga Juni 2021, ekspor CPO dan turunannya tercatat USD 18,55 miliar (naik 9,5% dari tahun lalu). Kabar baiknya pula, kontribusi sawit terhadap ekspor non migas Indonesia sebesar 11,4%. Sedangkan volume ekspor untuk pangsa pasar dunia tercatat meningkat 1,76% menjadi 15,777 juta ton dibanding tahun lalu dan untuk konsumsi lokal dan ekspor volumenya naik 4,5% menjadi 25,262 juta ton dibanding tahun lalu.

Memperhatikan adanya penurunan ekspor pada awal masa pandemi Covid-19, kebijakan pemerintah yang konsisten, dan komitmen yang kuat untuk meningkatkan penyerapan domestik dengan menerapkan program mandatori biodesel, akan memastikan bahwa permintaan minyak sawit dalam negeri akan tetap tinggi. Program mandatori biodiesel ini di tengah melemahnya pasar ekspor, menjamin stabilitas harga minyak sawit di pasar dunia. ( Olpah Sari Risanta ).