Fasilitator Muda Pertanian Ujung Tombak Kesuksesan Program YESS

0

Banjarmasin– Kementerian Pertanian terus mendorong SDM muda handal di sektor pertanian dalam mendukung suksesnya program Youth Enterpreneur and Employment Support Services (YESS). Penguatan kapasitas pun dilakukan untuk komponen utama yang terlibat pada program yang dilakukan Kementerian Pertanian dengan International Fund for Agriculture Development (IFAD), yaitu fasilitator.

Program YESS sendiri membutuhkan endurance untuk menuju sasaran lahirnya jutaan petani milenial di Indonesia. Program seksi ini melahirkan generasi muda pertanian yang modern, maju dan melek teknologi melalui Youth Enterpreneur and Employment Support Services (YESS) menjadi andalan sektor pertanian masa depan Indonesia.

Kalimantan Selatan sendiri sebagai salah satu provinsi yang menjalankan program YESS terus tancap gas. PPIU (Provincial Project Implementation Unit) Kalimantan Selatan dibawah kendali Angga Tri Aditia Permana bergerak dinamis membekali para fasilitator muda pertanian dengan  penguatan dalam hal pengetahuan, tugas pokok dan fungsi di dalam mensukseskan program YESS.

Kegiatan bertajuk Kerjasama Provinsi Knowledge and Upgrading Youth Enterpreneur and Employment Support Services (YESS) digelar selama dua hari di Hotel Rattan Inn Banjarmasin. Sedikitnya seratus lebih peserta mendapat pembekalan khusus sejak kamis-Sabtu, 4 Nopember hingga 6 Nopember 2021.

 

Project Manager (PM) PPIU Kalsel, Angga Tri Aditia Permana,saat memberikan pengarahan bagi Peserta Pelatihan Provinsi Knowledge and Upgrading Youth Enterpreneur and Employment Support Services (YESS), Sabtu (6/11/2021).

 

Project Manager (PM) PPIU Kalsel, Angga Tri Aditia Permana, kepada awak media mengatakan peran fasilitator sangat diharapkan untuk membantu mobilizers dalam mengidentifikasi Calon Penerima Manfaat program YESS di daerah seperti Kabupaten Banjar, Tanah Laut dan Tanah Bumbu.

“Fasilitator dan mobilizers  itu adalah ujung tombak dari program YESS. Kami memberikan penguatan-penguatan melalui berbagai materi yang disampaikan para narasumber. Tentunya berdampak positif bagi mereka untuk semakin bertanggungjawab dan rasa memiliki yang tinggi. Sehingga nantinya juga berdampak kepada petani milenial yang menerima manfaat di daerah masing-masing,” jelas Angga, saat menutup pembekalan  Provinsi Knowledge and Upgrading Youth Enterpreneur and Employment Support Services (YESS), Sabtu (6/11/2021).

Disebutkan Angga Tri Aditia Permana , Kegiatan ini bertujuan untuk membangun sinergitas dan menyadarkan Financial Advisor, fasilitator muda, mobilizer dan DIT agar memahami dan menyadari mengenai program YESS yang sesungguhnya.

“Kami berharap, peran fasilitator mampu memberikan pemahaman dan menjadi motor penggerak pemuda untuk terjun ke dunia pertanian karena ke depan kita tak mungkin hanya mengandalkan petani yang umurnya di atas 50 tahun,” ujar Angga .

 

Konsultan Youth Entrepreneurship Specialist PPIU Kalsel, Sudirwo, A.Md.Kom, SE, MM, CSTMI, CPS, CSA, CSEM, menurunkan pengetahuan khusus kepada peserta mulai pengertian pendamping, karakteristik pendamping, mentoring bisnis yang efektif, siklus hidup mentoring dan mentoring berbasis digital dengan menggunakan platform MicroMentor.

 

Kegiatan yang menghadirkan sejumlah pakar ini, seperti Sudirwo,SE MM, CST PMI PKK, Hj. Airin Nurmarita, SP MP dan Buyung Al Amin, SPd disambut antusias tinggi peserta. Terlebih materi-materi dalam pembekalan kali ini semakin berbobot dan memotivasi mereka untuk mampu bekerja dengan baik dan mengimplementasi sesuai kebutuhan dan penanganan cepat masalah di lapangan yang dihadapi para petani milenial. Terlebih saat ini pembaharuan SDM pertanian terus dilakukan untuk kaderisasi petani terus berjalan, sehingga tidak tertinggal dalam akses teknologi, dan akses pemasaran.
“Alhamdulillah ini sangat bermanfaat bagi kami terutama fasilitator yang berhubungan langsung dengan CPM (Calon Penerima Manfaat) di lapangan. Karena disini kami bisa mendapatkan wawasan apa saja yang harus diketahui untuk memberikan informasi-informasi akurat kepada CPM, yang tak kalah penting adalah memotivasi para pemuda milenial untuk mencintai pertanian,” ungkap Rina Puji Lestari, Fasilitator Program YESS Kecamatan Mantewe, Kabupaten Tanah Bumbu.

Senada dengan itu Damai, Fasilitator Program YESS  Pulau Sari, Kecamatan Tambang Ulang, Kabupaten Tanah Laut mengaku surprise bisa mendapatkan pengetahuan tambahan yang didapatkan selama mengikuti Kerjasama Provinsi dengan tema “Knowledge Management and Upgrading”  di Hotel Rattan Inn Banjarmasin.

“Berbicara pertanian itu ternyata bukan hanya bercocok tanam semata, namun dari hulu ke hilir.Mulai budidaya, pengolahan sampai dengan pemasaran.Pelatihan ini seperti yang Pak Angga sampaikan akan melihat sisi lain fungsi fasilitator yang sesungguhnya.Ini keren sekali,”ucap Damai.

 

 

Dalam sejumlah kesempatan di berbagai daerah, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan, pemerintah dalam hal ini Kementerian Pertanian sangat menaruh harapan pada generasi milenial dalam pembangunan pertanian. Petani milenial sendiri diharapkan harus berani menjadi petani modern, sehingga  mampu juga membangun start up khusus pertanian.

“Pertanian itu menjanjikan dan usaha pertanian itu paling pasti untuk dilakukan. Selain sisi ekonominya, pertanian juga bisa menyerap tenaga kerja dengan terbukanya lapangan kerja. Coba bandingkan dengan usaha tambang yang membutuhkan waktu 10 tahun – 20 tahun baru bisa mendatangkan hasil,” ujar Menteri Pertanian Pertanian Syahrul Yasin Limpo.

Gayung bersambut, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Prof. Dedi Nursyamsi mengatakan dengan hadirnya program YESS ini, maka kesempatan terbuka  bagi pemuda-pemudi khususnya di wilayah perdesaan untuk mengembangkan ekonomi mereka melalui kewirausahaan dan pengembangan usaha.

“Hal ini juga menambah lebih banyak lagi peluang kerja bagi mereka sehingga dapat meningkatkan kontribusi mereka untuk mentransformasi wilayah perdesaan secara berkelanjutan dan menyeluruh.Karena itulah kita butuh figur-figur yang dapat menjadi contoh sekaligus agen perubahan bagi pemuda pemudi di perdesaan agar mau dan tertarik untuk berusaha di sektor pertanian.,” tegas Dedi Nursyamsi. (Olpah Sari Risanta).

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!