Cerita Husni Nafarin, Entrepreneur Muda Yang Mantapkan Hati Untuk Ketupat Kandangan

0

Ingin Kenalkan Kuliner Ketupat Kandangan Kaum Go Internasional

Memiliki pendidikan lumayan tinggi dan lulusan pascasarjana salah satu perguruan tinggi terbaik di Malaysia, ternyata tidak membuat seorang pria muda bernama Husni Naparin, M.kom, Ph.D cand, tergiur menjadi pegawai kantoran.Pria bertubuh kekar kelahiran Banjarmasin malah jatuh cinta dengan kuliner khas Banjar, Ketupat Kandangan.

Ia pun total menerjuni usaha kuliner Ketupat Kandangan dengan branding “Ketupat Kaum”. Bersama kedua orangtuanya serta adiknya, Nafarin memilih mengelola usaha turun temurun ini dengan lebih berbeda dan mengutamakan layanan serta kualitas produk yang baik. Usaha ketupat sendiri merupakan bisnis keluarga yang dimulai dari Datunya dan pada awalnya dikembangkan di kawasan Prona Banjarmasin, sebelum akhirnya bertahan di kawasan Bumi Mas Raya dan Bumi Pertiwi I Ujung, Banjarmasin.

Penggemar olahraga Gym dan sepakbola ini memilih menekuni usaha kuliner tradisional karena semata-mata ingin menjaga dan melestarikan kuliner warisan leluhur Banjar. Karena itulah Nafarin yang juga guide sekaligus dosen Universitas Sari Mulia Banjarmasin ini, total dalam mengembangkan kuliner Ketupat Kandangan, salah satu kuliner kebanggaan asli Kalimantan Selatan.

“Di saat orang lain juga bangga dan terus gencar mengenalkan masakan khas daerahnya masing-masing, untuk Kalsel sendiri kita menonjolkan Ketupat Kandangan yang sudah melegenda ini. Meskipun untuk merintis ini butuh perjuangan luar biasa, mulai Datu,Pa Kai-an hingga abah mama, kita harus bangga Kalsel tidak kalah jua kuliner khasnya,” ujar Nafarin, saat memulai perbincangan dengan Reporter Economic Travelling.Com, sembari melayani tamu yang berkunjung ke Warung Kaum Ketupat Kandangan, yang dikelolanya.

 

 

Nafarin sendiri  bersama sang ayah, Paman Amu, butuh perjuangan untuk mengenalkan “Ketupat Kaum” bisa diterima masyarakat lebih luas. Karena itulah cita rasa dan pelayanan yang baik terhadap pelanggan selalu jadi prioritas. Sebab dua hal ini menjadi bagian penting agar usaha rintisan di bidang kuliner bisa berkembang dengan baik.

“Alhamdulillah yang dipertahankan abah dan mama itu, Ketupat Kandangan Kaum itu adalah rasa, kualitas dan harga yang sesuai dan terjangkau. Jangan sampai rasa dan kualitas produk kuliner ini baubah (berubah), tetap konsisten rasanya dan kualitas ketupat hingga lauknya,resep leluhur  harus dijaga,” ucap Pria lulusan universitas Pendidikan Sultan Idris, Malaysia.

Bagi Nafarin sendiri menjalankan usaha kuliner memang dibutuhkan kesabaran, ketekunan,dan kemampuan menangkap peluang di tengah persaingan sengit di bisnis kuliner. Maklum saja, di Kalsel sendiri tumbuh pesat usaha kuliner Banjar, mulai nasi kuning, lontong, soto Banjar hingga Ketupat Kandangan. Namun ia optimis sepanjang usaha dilakukan dengan benar dan menjaga kualitas layanan dan produk serta jaringan yang baik, maka akan bertahan di antara persaingan dan zaman.

Bagi penggemar kuliner nusantara, Ketupat Kaum adalah salah satu yang menjadi favorit di Banjarmasin. Tak heran jika sejumlah turis mancanegara sempat merasakan sensasi dan nikmatnya Ketupat Kandangan, masakan tradisional Banjar hasil racikan khas Nafarin dan orangtuanya. Mulai dari Switzerland, Amerika, Belanda hingga Malaysia terkesan dengan masakan asli Banjar yang bikinan Urang Banjar asli, Warung Ketupat Kaum, zuriat Kampung Teluk Masjid Kandangan.Di warung ini tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat, sesuai dengan ketentuan pemerintah.

 

Kunjungan Dosen Hospitality kampus BINUS Senayan City (Foto sebelum pandemi)

Nafarin sendiri berharap masakan Banjar seperti Ketupat Kandangan bisa go internasional. Karena itulah jika ada kesempatan touring dan lawatan keluarga negeri, bersama delegasi wisata Kalsel dan Indonesia, dia ingin mengenalkan Ketupat Kandangan.

“Pertama ini adalah kuliner khas Banjar, salah satu kulinernya Indonesia. Apalagi pemerintah sekarang tengah gencar-gencarnya Bangga Buatan Indonesia. Semoga ada langkah kita ke depan kita bersama-sama mengenalkan kuliner Banjar di luar negeri, selain promosi ini juga sebagai wujud generasi muda menjaga dan melestarikan kuliner nusantara khususnya dari Kalimantan Selatan,” kata pria yang juga aktif di berbagai organisasi ekonomi dan kreatif seperti ASPPI, HIPMI,POKDARWIS,PPJI dan PWO.

Meskipun usahanya sudah berkembang dan mendapat tempat di hati pelanggan termasuk para wisatawan, namun Nafarin tetaplah rendah hati. Ia pun tak lupa menyisihkan sebagian rejeki untuk peduli sesama. Karenanya saat terjadi bencana seperti banjir besar di Kalsel, bersama orangtua serta sahabatnya mengirimkan logistik bantuan seperti sembako termasuk Ketupat Kandangan ke sejumlah titik pengungsian.

“Mudah-mudahan kita selalu diberikan rejeki dan kesempatan berbuat baik. Menebarkan kebaikan sambil menjalankan usaha, semoga diberikan keberkahan aja dari Allah SWT,” harapnya.

 

Kunjungan Dosen TESL Brazil dan Amerika (Foto Sebelum Pandemi).

Terkait dengan kegiatan South Kalimantan Travel Mart yang diselenggarakan Pemerintah Provinsi Kalsel melalui Dinas Pariwisata setempat dan Asosiasi Pelaku Pariwisata Indonesia (ASPPI) Kalsel, ia pun menyambut baik dan memberikan kesempatan para buyer ( travel agent ) maupun wisatawan untuk mengunjungi warungnya yang sederhana namun berbasis keindahan Wonderfull Indonesia.

“Selamat mengikuti South Kalimantan Travel Mart, semoga sukses selalu dan jangan lupa untuk mencicipi Ketupat Kandangan Kaum di Banjarmasin,” ujar berpromosi sembari mengajak Reporter Economic Travelling.Com menikmati suguhan enak Ketupat Kandangan di Warung Kaum. (Olpah Sari Risanta)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!