Dewi Restina, Traveller Cantik Martapura Kembangkan Schumvul Coffe

0

Baik Ditiru, Kembangkan Travel dan Ekonomi Kreatif

“Sukses tidak datang dari apa yang Anda lakukan sekali. Itu berasal dari apa yang Anda lakukan secara konsisten”. Kalimat ini setidaknya menjadi potret perjalanan hidup siapa pun yang ingin meniti kesuksesan dengan kerja keras dan perjuangan.

Menjadi wanita karir adalah impian seluruh perempuan di dunia, siapa yang tidak ingin dirinya memiliki penghasilan sendiri dengan kegiatan yang menjadi hobi dan melahirkan nilai tambah yang  dalam usaha yang dirintis.Terlebih usaha yang dirintis itu dalam sektor pariwisata dan ekonomi kreatif, yang dulunya menjanjikan meskipun sempat terhentak karena pandemi.

Setidaknya potret ini terlihat dari sosok cantik bernama HJ.Dewi Restina,SE.Traveller muda dan cantik  berhijab ini salah satu diantara puluhan wanita Indonesia setia berkarir di usaha travel dan biro perjalanan. Announcer sebuah radio swasta ini mengembangkan sayap bisnisnya dalam bendera PT.Dwi Rosada tour and travel.

 

 

Tak hanya mengandalkan paras cantik, kemampuan perempuan yang pernah menduduki posisi Branch Service Manager pada sebuah bank swasta, cukup mengantarkannya sebagai salah perempuan muda tangguh menjalankan usaha rintisan di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Dewi Restina pun mantap melangkah menjalankan usaha travel dan tour. Apalagi pekerjaan ini selaras dengan hobbinya yang suka travelling keliling Indonesia dan sejumlah negara.

“ Alhamdulillah masih kita berjalan dengan baik, sejak limabelas tahun lalu kita rintis dengan susah payah. Walaupun saat ini industri pariwisata kita masih berjuang bangkit dari pandemi.Setiap ada kesulitan Insya Allah pasti ada jalan dan solusi yang ditawarkan,” ujar Dewi Restina saat membuka obrolan santai dengan Reporter Economic Travelling.Com, Senin (11/10/2021).

Traveller bersuara lembut dan menyenangi kuliner nusantara ini , mengakui menjalankan bisnis travel di tengah perubahan teknologi dan digitalisasi memang tidaklah mudah. Ia pun berkali-kali harus memutar otak agar bisnisnya berjalan di tengah sengitnya persaingan pada era disrupsi saat ini. Apalagi digitalisasi menjemput zaman, mengharuskan dunia usaha harus bisa beradaptasi.

“Perubahan yang terjadi adalah tantangan.Sebuah tantangan adalah pintu membuka jalan.Kuncinya jangan berhenti belajar dan mau bekerja keras.Memang berat teori katanya, namun kalau dijalani dengan ikhlas dan kita punya strategi bisa saja kita bertahan dan mengembangkan usaha pada era digitalisasi ini,” sebut Dewi Restina.

 

 

Sembari menyeruput kopi cappucino ditemani biskuit renyah, Dewi yang sempat mengenyam kursus pengembangan bisnis profesonal, mengatakan persaingan di dunia travel memang terbilang sengit. Apalagi sekarang bertumbuhan bisnis travel-travel muda yang siap mengebrak pesaingnya di mana pun. Ia pun memilih menjaga hubungan baik dengan customer yang selama ini terbina dengan baik.

“Menjaga hubungan baik dengan konsumen atau customer merupakan salah satu kewajiban dalam sebuah bisnis. Sebab bisnis akan berkembang berkat adanya klien atau konsumen, atau customer, penting bagi kita pemilik bisnis untuk mengetahui customer relationship.  Karena itu pula bagaimana kita menjaga dan mengelolanya agar melakukan pembelian jasa berulang, sehingga konsumen tidak akan lari ke kompetitor,” ungkapnya memberikan tips khusus.

Pandemi Covid-19 sendiri menurut Hj.Dewi Restina,SE, membuat pelaku usaha di sektor pariwisata ketar-ketir. Beruntungnya para pelaku sektor ini termasuk yang cukup tangguh. Ia bersama kawan-kawan seprofesi harus memutar otak bagaimana bisa survive di tengah situasi terburuk dalam sejarah dunia usaha.

Rupanya pandemi memberikan jalan juga bagi Dewi Restina agar tidak terpuruk di tengah ketidakpastian akibat pandemi yang melelahkan ini. Ia pun memutuskan membangun usaha coffe shop yang berbeda, yakni di kawasan wisata religi. Strategi ini menurut perempuan berparas ayu ini dilakukan karena tidak jauh dengan dunia pariwisata yang membesarkan namanya.

“Alhamdulillah di kawasan Wisata Religi terbesar di dunia, Sekumpul Martapura, dengan memulai dengan Bismillah saya membuka Schumvul Coffe, pangsa pasarnya adalah wisatawan religi yang berkunjung ke Martapura dan Sekumpul,” jelas perempuan yang juga pernah merasakan mengabdi di parlemen DPRD Kabupaten Banjar,2014-2019.

 

 

 

Keberaniannya membuka Coffe Shop yang tak biasa ini sempat diragukan teman-temannya. Karena bisnis café terkadang belum begitu menggembirakan di masa pandemi. Namun Dewi Restina sendiri bersikukuh, setiap usaha yang dikembangkan jika dilakukan dengan ihkhlas dan niatnya juga ibadah, memudahkan wisatawan mendapatkan minuman khas Indonesia dan dunia, kopi di kawasan Sekumpul Martapura.

Dewi yang dikenal sebagai traveller sejati Banua ini, optimis dengan kondisi destinasi wisata religi di kawasan Sekumpul Martapura. Terlebih Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, menyebutkan berkali-kali Wisata Religi terbesar di dunia ada di Sekumpul Martapura. Karena setiap tahun jutaan orang mengunjungi Martapura, Kalimantan Selatan, untuk menghadiri Haulan Abah Guru Sekumpul. Tak hanya pada masa haulan saja, sehari-hari Sekumpul tumbuh dan berkembang, karena semasa normal saja ramai dikunjungi peziarah.

“Tak hanya wisatawan lokal saja, kita berharap wisatawan nusantara termasuk wisatawan mancanegara bisa tercover disini.Sembari bersantai makan dan menikmati kopi khas Schumvul Coffe, setelah melakukan ziarah ke makam Abah Guru Sekumpul maupun Syech Muhammad Arsyad Al-Banjari, Pelampaian, Astambul, Martapura,” katanya. (Olpah Sari Risanta)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!