Desa Wisata Sangiran “Museum Peradapan” Manusia Purba Hingga Joko Tingkir

0

 Ada Sangiran 25 KM Menuju Solo, Luar Biasa Kata Menparekraf

Jawa Tengah menyimpan pesona potret bersahaja namun sejuta kisah dalam perjalanan wisata. Jawa Tengah juga menjadi lirikan wisatawan nusantara dan mancanegara, karena destinasi  wisata alamnya, budaya,wisata religi hingga petualangan. Pemerintah Provinsi Jawa Tengah juga mengembangkan wisata berbasis masyarakat. Dalam penerapannya masyarakat pun diajak untuk mengembangkan dan memelihara pariwisata di daerahnya.

Menyebut Wisata Jawa Tengah tentu tidak afdol jika tidak mengenal dari dekat Desa Krikilan, Kecamatan Kalijambe. Sebuah desa di ujung selatan Kabupaten Sragen, yang masuk dalam cagar budaya Sangiran dan sejak tahun 1996 ditetapkan sebagai World Culture Heritage oleh UNESCO. Desa ini merupakan situs arkeologi di Pulau Jawa yang dianggap penting oleh dunia, sebab fosil manusia purba banyak ditemukan di sini. Pada desa terdapat Museum Manusia Purba Sangiran Klaster Krikilan yang merupakan visitor center di antara museum yang lain.

“Desa Wisata Sangiran ini kelasnya dunia, karena ada situs yang sudah diakui dunia oleh UNESCO, yang berumr 1,8 juta tahun. Ini adalah situs tertua, dan ini menunjukkan bahwa peradaban kita peradaban tinggi, dan sudah sepatutnya bahwa kita optimistis bangsa ini menjadi bangsa yang besar,” ujar Menparekraf Sandiaga saat visitasi ke Desa wisata Sangiran, Sabtu (9/10/2021)/.

 

 

Pada awalnya keberadaan demikian keberadaan museum tersebut belum mampu memberikan dampak signifikan bagi warga.Namun inisiasi Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Krikilan terbentuklah gagasan kreatif membentuk Desa Wisata Sangiran Dewi Sangir.

Pengembangan desa wisata inilah mengantarnya masuk 100 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) dari sekitar 70 ribu desa di seluruh Indonesia.Lantaran kini usaha ekonomi kreatif dengan beragam kerajinan khas Desa Krikilan, seperti Watu Sangir, Watu Lurik, Kapak Batu, Kaligrafi Bambu, dan Gelas Bambu.Kesenian pun dibangkitkan untuk pengembangan pariwisata seperti Tembang Dolanan , Gamelan Bonang Rentheng dan Gejog Lesung.

Gamelan Renteng, gamelan berusia 1 abad yang masih dipakai hingga saat ini. Tari Gerbang Sukowati, berisi pesan ajakan kepada warga Sragen agar turut serta dalam membangun Kabupaten Sragen. Hingga, Tari Bubak Kawah, tradisi orang tua melepas anaknya digambarkan oleh perabot rumah tangga yang ditanggul.

Desa wisata Sangiran memiliki banyak potensi wisata yang dapat dinikmati oleh wisatawan. Wisatawan pun bisa mengunjungi langsung wisata air asin Pablengan, sumber mata air asin berusia lebih dari 2 juta tahun. Sumber mata air ini terbentuk dari pergeseran bumi serta letusan gunung berapi, yang menjadikan Sangiran yang semula adalah laut dalam akhirnya menjadi darat.

 

 

Selanjutnya ada Punden Tingkir, yang merupakan peninggalan masa lalu yang dipercaya masyarakat sebagai peninggalan Joko Tingkir, karena adanya petilasan Joko Tingkir di dalamnya. Tempat tersebut, kini juga memiliki beberapa spot foto yang menarik.

Potensi produk ekonomi kreatif di desa ini dinilai luar biasa. desa wisata ini memiliki produk kuliner seperti jajanan pasar, sate lontong, sego kuning, sego bancaan, ge dar pecel, bubur srintil, hingga kopi purba. Produk kriya berupa kerajinan bambu, watu lurik, kerajinan watu, watu akik, watu sangir, dan kapak purba.

“Saya lihat potensinya luar biasa Desa Wisata Sangiran ini, karena ada wisata edukasi, wisata berbasis sejarah, wisata berbasis budaya, dan yang tadi saya kaget saya distop oleh teman-temen yang sedang menggagas Sangiran yaitu lomba lari 25 km di malam hari menuju Solo, ini menurut saya potensinya sangat luar biasa. Tapi yang paling betul-betul menyentuh saya adalah produk-produk ekonomi kreatifnya,” ujar Sandiaga Uno.

Menparekraf Sandiaga Uno Berikan Modal Pelaku Ekraf

Perjalanan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif , Sandiaga Uno ke Desa Saringan, adalah melihat langsung potensi yang ada dan meninjau penerapan protokol kesehatan disana. Menparekraf Sandiaga juga memanfaatkan kunjungannya ini berbincang-bincang dengan  pelaku ekonomi kreatif di sana. Salah satunya adalah Parni, penjual makanan.

Parni bercerita bahwa pandemi memberikan dampak yang besar terhadap usahanya. karena menurunnya jumlah wisatawan yang datang. Ia terpaksa menjual 2 sapi miliknya demi mencukupi kebutuhan sehari-hari.

“Selama pandemi yang mengharuskan museum ditutup, sementara penghasilan saya dari berjualan di tempat wisata. Saya berharap tempat wisata di sini bisa dibuka kembali,” ujarnya.

Mendengar hal tersebut, Menparekraf Sandiaga langsung menjelaskan bahwa Desa Wisata Sangiran akan terus dibuka jika para pelaku pariwisata dan ekraf bisa menjaga protokol kesehatan dengan ketat, dan kasus COVID-19 terkendali.

“Harapan dari Bu Parni yang menyetop saya pada saat saya ingin ke sini, menginginkan agar desa wisata ini terus dibuka, saya tadi berkonsultasi dengan Ibu Bupati, dan selama protokol kesehatannya dijaga, selama kasus COVID-19 terkendali, selama vaksinasinya terus ditingkatkan, InsyaAllah desa wisata ini akan terus dibuka. Aamiin,” ujar Sandiaga.

 

 

Menparekraf Sandiaga Uno yang didampingi, Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur, Kemenparekraf/Baparekraf, Vinsensius Jemadu; serta Direktur Tata Kelola Destinasi dan Pariwisata Berkelanjutan, Kemenparekraf/Baparekraf, Indra Ni Tua, sempat membelikan etalase sebagai modal dan kesiapan menyambut wisatawan saat dibuka kembali Desa Wisata Sangiran.

Bupati Sragen dr. Kusdinar Untung Yuni Sukowati, menyampaikan rasa terima kasih atas dukungan dari Menparekraf Sandiaga Uno dalam pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif di wilayahnya.

“Ini tandanya Sragen walaupun potensi alamnya tidak begitu menghasilkan seperti yang ada di pegunungan dan pantai, ternyata kalau kita bisa menggali kelebihan dan kekayaan kita sendiri ternyata kita mampu. Untuk itu ayo dijaga kelestariannya, kebersihannya. Dan jangan lupa pandemi ini masih ada, walaupun Sragen sudah level dua tapi nanti saya minta bapak ibu, semua warga Sragen tetap patuhi protokol kesehatan,” ujarnya.(Fikri Husaini-Risanta)

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!