Wisata Religi  Banjarmasin Komplet, Diperlukan SDM Handal

0

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Banjarmasin, Dr. Ihksan Alhaque, Msi, saat memberikan materi materi Sapta Pesona dalam Bintek-Pelatihan Sumber Daya Manusia Pariwisata Destinasi Wisata Religi Banjarmasin, Selasa (28/09/2021).

Banjarmasin – Kepala Dinas Kebudayaan dan  Pariwisata Kota Banjarmasin Ihksan Alhaque, mengatakan wisata religi di kota seribu sungai membutuhkan SDM handal untuk pengelolaannya.Hal ini mengingat potensi wisata religi di Banjarmasin sangat besar dan selalu diminati para wisatawan dari berbagai daerah.

Komitmen Pemerintah Kota Banjarmasin ini setidaknya tergambar dalam upaya meningkatkan kualitas dan daya saing SDM kepariwisataan khususnya pada destinasi wisata religi.Hal ini juga selaras dengan keinginan KementerianPariwisata dan Ekonomi Kreatif dalam penguatan SDM , guna mengatasi salah satu kelemahan SDM di sektor manajerial.

“ Kita mengakui selama ini pengetahuan para pengelola tentang story telling wisata religi di Banjarmasin, masih jauh tertinggal dbandingkan dengan daerah-daerah  lainnya di pulau jawa. Baik dari sisi narasi yang dbangun, maupun pengetahuan pengelola tentang obyek yang dikelolanya maupun penguasaan sarana dan prasarana yang mendukungnya,” ungkap Kepala Dinas Kebudayaan dan  Pariwisata Kota Banjarmasin, Dr. Ihksan Alhaque, Msi, saat memberikan materi materi Sapta Pesona dalam Bintek-Pelatihan Sumber Daya Manusia Pariwisata Destinasi Wisata Religi Banjarmasin, Selasa (28/09/2021).

 

Penggiat pariwisata nasional, Dewi Setiawati SE.MM, yang juga Dosen AKPARNAS-STIENAS, menyebut wisata religi adalah satu yang memiliki prospek tersendiri dan harus disambut baik dalam hal pengelolaan yang profesional.

 

Lebih jauh Ihhsan memaparkan saat ini yang terpenting adalah bagaimana mengasah kemampuan dan pengetahuan para pengelola wisata religi di Banjarmasin dengan baik. Marfhum saja, sekarang wisatawan atau penziarah juga memerlukan informasi yang lebih komplet terkait info destinasi wisata religi yang mereka kunjungi.

“ Misalnya berkaitan dengan literatur, minimal ada perpustakaan atau museum mini. Tak hanya itu dokumen-dokumen penting, buku serta artefak peninggalan. Ini yang sering terlupakan adalan pendokumentasian yang kurang baik dan tertib, sehingga mengurangi nilai tambah dari wisata religi tersebut,” katanya.

Karena itulah kegiatan pelatihan yang diselenggarakan tersebut harus bisa dimanfaatkan para pengelola destinasi wisata religi dengan baik. Dinas Kebudayaan dan  Pariwisata Kota Banjarmasin berharap pelatihan mengenalkan dasar-dasar pengelolaan wisata religi, mampu meningkatkan kapasitas para pengelolanya.

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banjarmasin berharap pelatihan mengenalkan dasar-dasar pengelolaan wisata religi, mampu meningkatkan kapasitas para pengelolanya.

Sementara itu penggiat pariwisata nasional, Dewi Setiawati SE.MM, menyebutkan wisata religi adalah salah satu jenis wisata yang berkaitan erat dengan aktivitas ataupun tempat khusus yang berhubungan dengan aspek religi keagamaan, dan ternyata salah satu yang diminati. Pengembangan wisata religi yang lebih luas oleh Pemerintah kota Banjarmasin, patut diapresiasi. Karena tak hanya untuk kalangan muslim, namun pengembangan destinasi wisata religi non muslim, sebagai upaya memajukan pariwisata Banjarmasin secara kompfrehensif.

“ Karena itulah faktor kesiapan sumber daya manusia untuk mengelolanya harus benar-benar dipersiapkan. Karena ini sudah menyangkut juga bagaimana melayani wisatawan atau penziarah dengan baik, mulai hal-hal terkecil dalam penyambutan wisatawan yang ramah, penataan parkir, kebersihan destinasinya, sampai warung-warung yang baik dan bersih dan produk oleh-oleh yang menarik,” ujar Dewi, yang juga Dosen Akparnas dan STIENAS Banjarmasin.

 

 

Kalsel dan Banjarmasin secara khusus menurut Direktur Utama Family Tour dan Travel ini, memiliki keunikan tersendiri soal wisata religi. Karena masyarakatnya  yang agamis dan santun menjadi pertimbangan tersendiri bagi peziarah mengunjungi Banjarmasin dan sejumlah destinasi wisata religi.

“ Karena itulah wisata religi adalah satu yang memiliki prospek tersendiri dan harus disambut baik dalam hal pengelolaan yang profesional. Kalau di pemasaran pariwisata kita harus mengenal something to see, to buy dan to do. Kita bersyukur pemerintah konsen sekali memajukan pariwisata kita, Salah satunya kemarin Pa Sandiaga Uno, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, menyebut Destinasi wisata dunia, Alhamdulillah ada di Kalsel.” Tuturnya.

Banjarmasin sendiri saat ini berupaya mengembangkan wisata religi, tak hanya untuk kalangan muslim, namun juga wisata religi non muslim seperti Pura, Kelenteng, yang menonjolkan Cap Go Meh dan Bulan 5 ( acara mandi-mandi anak muda mencari jodoh yang dilanjutkan makan kwecang atau bacang. Sedang wisata religi Katholik terkenal dengan Goa Maria  seperti Gereja Kathedral, Gereja Santa Maria, sedangkan untuk agama Budha adalah destinasi Vihara.(Olpah Sari Risanta)

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!