PTIC Balangan Kenalkan Jurnalistik Kepada Milenial

0

Paringin – Derasnya informasi di media sosial membuat semakin banyak siswa tidak bisa membedakan antara berita produk jurnalistik dan informasi yang dibuat warganet (non-jurnalis). Karena itulah siswa-siswa mesti melek pengetahuan tentang jurnalistik. Salah satunya adalah pengenalan jurnalistik kepada generasi milenial khususnya para siswa. Program inilah rencananya akan dicanangkan Perkumpulan Teacherpreneur Indonesia Cerdas ( PTIC ) Balangan.

Kepala Bidang bidang Literasi , Jurnal dan Publikasi, Perkumpulan teacherpreneur Indonesia cerdas ( PTIC ) Balangan Edy Junadi S.Sos, mengatakan  program pengenalan jurnalistik adalah bagi dari pengembangan literasi. Karena itulah perlu peningkatan literasi terkait jurnalistik di kalangan siswa.

“ Mengenalkan dunia jurnalistik adalah bagian dari pengembangan literasi. Siswa tidak hanya mengetahui mana informasi yang benar dan salah, tetapi juga membiasakan berbahasa lisan dan tulisan yang baik dan sistematis,” kata kepala Bidang bidang Literasi , Jurnal dan Publikasi, Edy Junadi S.Sos., kepada media usai pelantikan Pengurus PTIC Balangan di Aula Benteng Tundakan, Balangan, Kamis ( 23/09/2021).

 

 

Untuk memudahkan bergerak di lapangan menurutnya Edy, PTIC Balangan , nantinya PTIC menggandeng perguruan tinggi khususnya program studi ilmu komunikasi, jurnalis media massa, serta lembaga pers.Karena sinergitas sangat penting dalam mensukseskan literasi bagi masyarakat khsususnya kalangan pelajar.

“ Ini juga agar kalangan pelajar bisa paham tentang apa itu media massa, termasuk perusahaan pers yang sesuai Undang-Undang Pers itu berbadan hukum dan bisa membedakan mana perusahaan yang bukan pers.” Sebut Junaidi.

Merujuk hasil survey sambung Junaidi, ternyata sampai sekarang masih pelajar yang belum mampu mengenali berita atau informasi palsu. Beberapa siswa juga belum mampu mengidentifikasi apakah informasi yang diterima merupakan produk pers atau hanya informasi yang dibuat pengguna internet.

“ Tak siswa ternyata kalangan mahasiswa banyak yang tidak paham. Ketika di media massa apa yang diakses, seringkali tertukar dengan media sosial dan agregator konten di internet,” ujarnya.

 

 

Karena itulah di tengah semakin ramainya keberadaan banyak influencer di media sosial seperti YouTube, Instagram, Twitter , bahkan menjadi idola mereka, kalangan generasi muda harus tahu juga apa itu profesi jurnalis. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi pemahaman yang salah, termasuk tidak mudah terpengaruh dan percaya begitu saja informasi yang dibagikan atau postingan yang masuk di media sosial.

“ Inilah yang perlu kita sosialisasikan ke generasi milenial. Mereka juga patut tahu apa profesi jurnalis sesungguhnya, yang ditopang skill dan pengetahuan yang luas. Sementara influencer tidak memiliki keahlian di bidang tersebut. Tidak ada pengawas dalam aliran informasi di media sosial. Berbeda dengan berita di media massa yang sudah melalui tahap penyuntingan” bebernya lagi.

Sementara Praktisi media nasional, Muhammad Risanta, mengapresiasi sekali program yang dilakukan dicanangkan Perkumpulan Teacherpreneur indonesia Cerdas ( PTIC ) Balangan.Karena partipasi mereka sangat membantu pemahaman jurnalistik secara utuh kepada kalangan milenial. Salah satunya juga tentang pemahamam hoax dan berita yang benar.

“ Secara pribadi kami mengapresiasi sekali apa yang dilakukan kawan-kawan dari Perkumpulan Teacherpreneur Indonesia Cerdas ( PTIC ) di Balangan.Sinergisitas seperti ini diperlukan dalam upaya kita meningkatkan literasi di kalangan milenial, termasuk pengetahuan nantinya tentang UU Pers, fungsi media, kode etik jurnalistik,” ucap wartawan senior Transmedia Grup. (Fikri Husaini)

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!